Genjot Produksi, Kementan Gerakkan Pola Kemitraan Penangkar dengan Produsen Benih

Senin, 19 Agustus 2019 – 20:29 WIB
Benih hortikultura yang terus dikembangkan oleh Kementan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengupayakan peningkatan produksi dengan menggenjot penambahan luas tambah tanam. Oleh karena itu Kementan juga mengupayakan pemenuhan benih dengan menggerakkan pola kemitraan penangkar dengan produsen.

“Benih bermutu menjadi kebutuhan utama agar mampu menggenjot produksi,” ujar Kepala Sub Direktorat Pengembangan Produksi Benih, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suharyanto di gedung Kementan, Jakarta Selatan, Senin (19/8).

BACA JUGA: Kementan Sebut Ekspor Obat Hewan Sumbang Devisa Rp 26 Triliun

BACA JUGA: Jokowi Kepada Pace, Mace, dan Mama di Papua: Saya Memahami Perasaan Kalian

Menurut dia, untuk menjamin penyediaan benih bermutu, salah satu program yang dijalankan Kementan, yakni memberdayakan penangkar benih. Kementan melalui Ditjen Tanaman Pangan memfasilitasi bantuan untuk kelompok penangkar agar mereka mampu mencukupi kebutuhan di kelompoknya sendiri dan bisa jadi dapat menjual sebagian hasilnya.

BACA JUGA: Langkah Cepat Kementan Tingkatkan Pelayanan Izin Ekspor Tanaman Pangan Secara Online

“Tidak hanya itu, ada beberapa penangkar yang malah sudah menjalani pola kemitraan dengan perusahaan benih. Jadi mereka sudah mampu membuka akses pemasarannya,” kata Suharyanto.

Terpisah, Amiruddin selaku Ketua Poktan Loncek Benih Agro di Desa Pakbulu Kecamatan Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat menyatakan kelompoknya telah melakukan pola kemitraan melalui kerjasama produksi dan pelimpahan benih dengan PT. Pertani.

BACA JUGA: Gambir Indonesia Siap Penuhi Pasar Dunia

Kelompok dengan jumlah anggota 80 orang dan luas areal penangkaran 60 hektar ini mencakup Kabupaten Mempawah, Singkawang, Bengkayang dan Sambas.

“Dengan potensi hasil 3 sampai 4 ton benih per hektar, kami mampu memenuhi kebutuhan benih yang tanam pada bulan Agustus ini. Saat ini kami telah menyiapkan benih siap salur sebanyak 60 ton untuk memenuhi kebutuhan 2.400 ha,” ujar dia.

BACA JUGA: Gubernur Papua Barat Sebut Korlap Aksi Demo di Manokwari sudah Diajak Bicara

Oleh karena itu, keluhan para penangkar di era digital selama ini seharusnya tidak terjadi, hal ini telah dibuktikan oleh asosiasi penangkar benih Loncek Benih Agro. Melalui pola kemitraan dengan produsen benih yang terdaftar di E-Katalog Benih, penangkar tidak perlu kawatir lagi dengan masalah pemasaran.

“Apalagi mengingat kebutuhan benih bermutu di Provinsi Kalimantan Barat potensinya masih cukup besar, peluang kita cukup besar untuk masuk ke pasar benih,” tegas dia. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kulit Bakau Moro Jadi Andalan Ekspor Pertanian Baru


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler