"Ya itu memang saya pikirkan sejak awal, pasti dituduh, seperti justru bikin panik atau apa," kata Ansyad, kepada wartawan, sebelum rapat dengan Komisi III DPR, di gedung parlemen, di Jakarta.
Kendati demikian, Polisi kelahiran Buton ini meyakini menyampaikan informasi itu merupakan jalan yang terbaik ketimbang kalau sudah kejadian dan tidak diberitahu sebelumnya. "Saya hanya melaporkan, karena saya salah besar kalau kejadian ini tidak diberitahukan, karena itu spesifik. Dia sudah tiga kali survei," ujar Ansyaad.
Ansyaad sendiri belum mengetahui hasil survei yang telah dilakukan kelompok teroris itu. Termasuk, apakah untuk menyerang anggota dewan atau tidak. "Saya tak tahu, belum didalami itu. Begitu dia katakan, segera kita beritahukan," ungkapnya.
Dia menyatakan, informasi itu diberikan BNPT semata-mata untuk menjaga kedaulatan negara dan gedung DPR. "Ya kita ingin menjaga karena ini kedaulatan negara, ini yang paling top. Kalau gedung ini sudah diserang sama teroris artinya negara kita sudah kalah sama teroris. Kan begitu logika nya. Inikan kita berkewajiban semua untuk menjaga ini," timpalnya.
Seperti diketahui, Sekretariat Jendral DPR sudah menerima pemberitahuan dari BNPT, soal ancaman DPR akan dibom. Hal itu diketahui BNPT dari pengakuan tersangka teroris Mujib dan Nain yang ditangkap di Poso. Bahkan, mereka sudah melakukan survei, pemetaan gedung DPR juga telah dilakukan.
Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani, menegaskan, informasi yang disampaikan Kepala BNPT Ansyad Mbai, mengenai bom di DPT belum tentu benar. Malah Yani menyatakan, informasi dari BNPT itu lebay (berlebihan). "Apa yang disampaikan Ansyad lebay, informasinya belum tentu akurat," kata Yani, di gedung parlemen, Kamis (6/9). (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Minta Toriq, Si Perakit Bom Menyerahkan Diri
Redaktur : Tim Redaksi