jpnn.com, MAKASSAR - Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) akhirnya angkat bicara terkait beredarnya video yang mengatakan dirinya menolak kehadiran para pengungsi Rohingya di Sulsel dan meminta etnis itu untuk segera pulang ke negaranya.
SYL menuturkan, pernyataannya dalam video tersebut beda konteks apabila dikaitkan dengan situasi terkini di Myanmar.
BACA JUGA: Tentara Myanmar Brutal, Bamusi PDIP Suarakan Sanksi Internasional
“Video itu konteksnya beda jauh jika dikaitkan dengan situasi terkini di sana (Rohingya). Video itu kan diambil beberapa bulan lalu, kemudian juga ada beberapa situasi yang menyebabkan kenapa sampai saya mengeluarkan pernyataan tersebut,” tegas SYL di Warkop Legacy, Jalan Onta Lama, kemarin.
Gubernur dua periode ini menambahkan, saat itu dia mendapat laporan terkait aksi unjuk rasa para pengungsi tersebut yang hampir ricuh dengan pihak kepolisian.
BACA JUGA: Muslim Rohingya Dizalimi, Ini Respons Presiden Jokowi
Saat itu aksi unjuk rasa tersebut dinilai telah melanggar ketentuan.
“Sebelumnya kan saya mendapat laporan jika aksi unjuk rasa mereka (para pengungsi) hampir ricuh dengan aparat kepolisian yang mengawal aksi. Sehingga saat saya ditanya soal para pengungsi tersebut, spontan saja saya jawab kalau saya tidak senang dengan mereka, sebab kita sudah fasilitasi dengan fasilitas terbaik, kok malah tidak mau ikut aturan kita. Jadi maksud saya, ngapain mereka datang ke Sulsel kalau hanya mau bikin rusuh. Kekhawatiran saya kan jangan sampai mereka memicu konflik juga di sini,” ungkap Syahrul.
BACA JUGA: Soal Tragedi Rohingya, Charles Honoris Minta Indonesia Desak DK PBB
Selain itu, lanjut SYL, waktu itu pihaknya tengah mempersiapkan penyambutan tamu VVIP di Sulsel, sehingga setelah dirinya menerima laporan aksi unjuk rasa tersebut, tentu akan membuat kekhawatiran citra Sulsel akan tercoreng oleh ulah sejumlah warga Rohingya.
“Waktu itu di Sulsel juga sementara persiapan menyambut tamu VVIP, kalian pasti tahuji siapa. Jadi saya pikir aksi mereka itu sudah kelewatan kalau mau bikin nama Sulsel rusak. Yang paling penting yang saya maksud di sini adalah semua pengungsi, jadi bukan hanya pengungsi yang dari Rohingya saja,” ucap SYL.
Lebih jauh, SYL menyatakan,sampai saat ini Pemerintah Sulsel tidak pernah sekalipun menolak kedatangan para Rohingya, apalagi keberadaannya di Sulsel hanyalah berstatus sebagai negara transit sebelum ke negara tujuan mereka.
Bahkan, dikatakannya jika Sulsel adalah yang terbanyak menampung pengungsi, karena bukan hanya pengungsi Rohingya saja yang ditampung. Ada yang dari Iran, Irak, Teheran.
Jadi kalaupun mereka mengatakan dipersulit oleh pihak imigrasi, SYL juga meminta kejelasan pihak imigrasi yang mana mempersulit dan menahan mereka, sebab selama ini pihaknya tidak pernah mendapat laporan soal masalah tersebut.
“Jadi tolong jangan dilihat setengah-setengah pernyataan itu, jangan dipenggal-penggal, karena panjang ceritanya kenapa sampai di pernyataan tersebut. Apalagi ujung-ujungnya bisa dipastikan akan mengarah ke politik mi ini,” pungkas SYL. (alief/raksul/fajar/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Misi dari Jokowi, Menlu Retno ke Myanmar untuk Temui Suu Kyi
Redaktur & Reporter : Natalia