Dituduh Aktor Intelektual Demo UU Ciptaker, SBY: Saya jadi Korban

Senin, 12 Oktober 2020 – 20:43 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyanggah tuduhan soal dirinya dituding aktor intelektual di balik demonstrasi menolak Undang-undang Cipta Kerja, yang berujung rusuh pada 8 Oktober 2020.

SBY menegaskan, tudingan itu jauh dari kebenaran.

BACA JUGA: SBY Sudah Angkat 1,1 Juta Honorer jadi PNS, Jokowi Bagaimana?

"Begini, memfitnah itu kan, sebenernya menuduh seseorang, saya dalam hal ini, yang tidak mengandung kebenaran. Saya menjadi korban," kata SBY dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (12/10).

Ia mengaku tidak memiliki kemampuan dan logistik untuk menggerakkan massa menolak UU Ciptaker.

BACA JUGA: TAUD Kecam Tindakan Kepolisian terhadap Massa Aksi Tolak UU Ciptaker

Jika pun memiliki uang dan kemampuan, SBY juga tidak memiliki niat menggerakkan massa.

"Andai kata saya punya uang, dan tentu uang itu banyak dengan menggerakkan seperti itu, saya juga tidak punya niat. Tidak terpikir untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan," beber dia lagi.

BACA JUGA: Cerita Ruhut Sitompul Membujuk Jokowi demi Menyenangkan SBY

Sebagai umat beriman, kata SBY, manusia tidak boleh senang dan suka memfitnah.

Fitnah, kata dia, sama saja mempermainkan kebenaran dan mempermainkan tuhan.

"Jadi, saya prihatin. Makin berkembang seperti ini, yang jelas, saya lagi-lagi harus bersabar. Duhulu waktu almarhumah Ibu Ani (Ani Yudhoyono, red) masih ada, saya juga sering mengalami ini tetapi nampaknya Allah SWT masih meminta saya untuk bersabar," ucapnya.

"Mudah-mudahan negara kita makin baik, tidak berkembang fitnah atau tuduhan tidak berdasar seperti itu," ucap dia.

Ketua Majelis Tinggi Demokrat itu mengaku mulai terbiasa menjadi korban fitnah.

Dia pun berbicara soal demonstrasi besar mahasiwa pada 2015. Kala itu, SBY juga menuai tudingan menggerakkan demonstrasi.

"Barang kali nasib saya dibeginikan terus, ya. Enggak tahu saya, memang kalau saya ikuti kembali seperti saya alami pada 2015 dahulu, saya dituduh, difitnah, menunggangi, menggerakkan, membiayai, sama seperti sekarang, sebuah gerakan unjuk rasa besar kala itu," pungkas dia. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler