Dituduh Curi Dompet, Taruna BP2IP Dihajar 13 Teman Seangkatannya

Selasa, 05 Mei 2015 – 09:07 WIB

jpnn.com - SORONG - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) baru dirayakan beberapa hari lalu, tetapi kasus kekerasaan terhadap pelajar yang dialami Taruna BP2IP Sorong Fajar Eriansyah Sahupala (17), justru terkuak setelah korban melaporkannya ke Polres Sorong Kota, Senin (4/5). 

Korban yang diantar keluarganya tak terima atas kejadian pengeroyokan yang dilakukan 13 taruna seangkatannya yakni angkatan 5 di dalam Kampus yang beralamatkan di Saoka. Kejadiannya sekitar dua pekan lalu, korban baru melapor ke polisi, karena pasca di hajar sesame taruna itu, ia diminta untuk tetap berada di dalam kampus. 

BACA JUGA: Waduh! Diiming-imingi Jabatan, Sejumlah PNS Kena Tipu

Menurutnya, pihak kampus beralasan untuk ijin pulang harus menunggu salah satu dosen yang memberi ijin pulang karena sedang berada di luar Kota. Pengeroyokan yang dilakukan belasan taruna itu trejadi pukul 10.00 WIT, akibatnya korban mengalami pendarahan dari hidung dan wajah lebam.
 
Kepada Radar Sorong (Grup JPNN), korban menuturkan, pengeroyokan yang dialaminya itu baru terungkap Jumat (1/5), saat orangtuanya datang menengoknya ke BP2IP karena ia tak mendapat ijin pulang. Pertemuan itu dimanfaatkan korban untuk menceritakan apa yang dialaminya 10 hari sebelumnya. 

Orangtua yang terkejut mendapati anaknya mengalami luka lebam selanjutnya mengajaknya pulang ke rumah. Senin kemarin didampingi keluarganya korban melapor ke pihak kepolisian agar ditindaklanjuti dengan proses hukum.

BACA JUGA: Mensos Khofifah: Ingat Selalu Man Jadda Wajadda!

Menurutnya, pengeroyokan itu bermula saat pagi itu ia selesai sholat subuh dan ke kamar sebelahnya untuk menumpang menyetrika pakaian. Saat itu, 13 taruna seangkatanya yang menempati kamar sedang berada di dalam kamar tiba-tiba keluar bersamaan. 

"Ada satu junior yang namanya Muktar ada di dalam waktu saya menyetrika, setelah selesai saya kembali ke kamar saya, karena celana masih basah akhirnya saya kembali lagi ke kamar itu untuk setrika lagi, sudah selesai itu saya kembali ke kamar saya lagi," katanya.

BACA JUGA: Main Pukul, 8 Polisi Rambutnya Dicukur, Dimasukkan ke Pesantren

Saat berada di dalam kamarnya, tiba-tiba juniornya yang bernama Muktar mendatanginya untuk menanyakan dompetnya yang tidak ada ditempat. Korban menjawab jika ia tidak tahu hal itu karena saat menyetrika tidak melihat adanya dompet. 

"Sampai pas apel pagi itu teman-teman tanya saya dan bilang kalau dompet hilang, sampai di kelas juga saya masih ditanya katanya kalau memang ambil mengaku saja, tapi saya tidak tahu," imbuhnya.

Namun akhirnya dompet yang menurut pengakuan pemiliknya berisi Rp 1 juta lebih ditemukan seniornya. Dari keterangan senior yang menemukan, dompet itu dibuang dari lantai 3 tetapi tidak diketahui siapa yang membuangnya. Saat ditemukan isi dompet sudah tidak ada dan hanya meninggalkan dompetnya saja.

Saat berada di dalam kamarnya, ia kembali didatangi 13 taruna sesame angkatan yang masih menanyakan perihalnya hilangnya dompet tersebut. saat itulah, aksi pengeroyokan dilakukan oleh 13 taruna yang menghajarnya beramai-ramai. Bahkan, korban sempat dibawa keluar kamar untuk dipukuli. 

"Saya pas melihat keatas begini darah keluar dari hidung, saya sudah lemas sekali, memang dosen yang biasa kasih ijin lagi diluar kota jadi saya belum boleh pulang, pas Jumat kemarin orangtua datang ke sana," ujarnya.

Tidak hanya dihajar beramai-ramai, dompetnya berisi uang Rp 170 ribu dan jam tangan juga digasak para taruna itu. Ia tak dapat berbuat apa-apa karena kalah jumlah dengan para tersangka pengeroyokan. 

Sebelum menemui orangtuanya, ia sempat didatangi para taruna yang mengeroyoknya dan bahkan ada seorang dosen yang juga menemuinya di kamar. Mereka menanyakan apa yang akan disampaikan ke orangtuanya, korban pun menjawab jika ia akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. 

Namun, salah seorang dosen berinisial Ik sempat menyampaikan agar ia mengatakan ke orangtuanya kalau lebam yang dialami itu akibat terkena bola saat bermain bola di kampus.

Bagian Kesiswaan BP2IP, Faisal yang dikonfirmasi Koran ini mengatakan, pihaknya akan mempertemukan masing-masing orangtua dari kedua belah pihak serta para taruna guna meluruskan apa yang sebenarnya terjadi. Menurutnya, kronologis kejadian tersebut masih simpang siur dan belum dapat dipastikan karena belum ada keterangan dari masing-masing pihak. 

Ditegaskannya, jika terbukti ada yang mengambil dompet tersebut dan terbukti adanya taruna yang melakukan pengeroyokan, dipastikannya akan dikeluarkan dari Kampus BP2IP. 

"Itu sudah aturannya pak, kita akan keluarkan taruna yang bersalah sesuai pasal yang berlaku, kita akan pertemukan orangtua masing-masing pihak dan ini bukan penganiayaan yang dilakukan senior terhadap junior tetapi mereka sama-sama satu angkatan,”ungkap Faisal.(reg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misterius, Malam Jumat Ribuan Tikus Tiba-tiba Muncul


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler