JAKARTA-Daftar pemilih tetap (DPT) untuk pemilukada DKI Jakarta 2012 dinilai masih kacau. Pasangan calon incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diduga sebagai pihak yang diuntungkan dalam kekisruhan tersebut.
Manajer Advokasi dan Pendidikan Pemilih dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Sunanto, mengatakan bahwa Foke-Nara seharusnya tidak diam menanggapi tudingan tersebut. Sunanto mendorong Foke-Nara untuk memberi bukti jika memang tidak terlibat dalam indikasi kecurangan daftar pemilih.
"Prosesnya pasti nyerang incumbent tapi incumbent malah diam. Dia harus buktikan tidak terlibat. Tapi di sini kayak main bola, ada yang pasif dan nyerang," ujar Sunanto kepada pers usai acara diskusi di Cikini, Minggu (10/6).
Menurut Sunanto, sikap incumbent yang pasif dinilai tidak membantu menyelesaikan masalah DPT. Ia menegaskan, bungkamnya calon incumbent akan menggiring opini publik dan membingungkan masyarakat.
"Banyak opini menyerang tapi yang diserang pasif, masyarakat yang tidak mengerti jadi bingung," tegas Sunanto.
Dalam kesempatan tersebut, Sunanto juga menyesalkan sikap tim sukses (timses) pasangan calon yang menolak DPT, tapi tanpa bukti. Ia meminta agar timses membeberkan kejanggalan yang ditemukannya secara transparan.
"Sejak awal salah satu timses punya data nggak? Jangan hanya bilang ini yang salah Dukcapil, yang main gubernur. Coba dong buktikan," pungkasnya.
Seperti diketahui, ada lima tim sukses pasangan calon yang menolak hasil DPT yang dirilis KPU DKI. Hasil DPT hanya ditandatangani oleh tim Foke-Nara.
KPU DKI menetapkan bahwa jumlah pemilih resmi untuk pemilukada DKI tanggal 11 Juli 2012 sebanyak 6.983.692 orang. Jumlah DPT itu ditetapkan KPU DKI setelah merevisi jumlah DPT yang diperolehnya sebanyak 6.982.179 pemilih. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terus Ributkan Putusan yang tak Dieksekusi
Redaktur : Tim Redaksi