BIREUN--Lima hari selang kematian Iskandar (26) usai lehernya ditebas, motif pembantaian sadis tersebut mulai terungkap. Ia ternyata dieksekusi atas tuduhan menjadi pelaku santet. Dalam kasus ini, polisi meringkus dua pemuda sedangkan seorang lainnya masih buron. Berkat kerja keras tim Polres Bireuen dibantu informasi masyarakat, akhirnya berhasil meringkus dua pelaku pembunuhan. Mereka yakni SA (24) dan Ri (16) warga Dusun Kuthang, Gampong Pase, Kec.Juli, Bireuen. Namun seorang lagi adalah AR (26) disebut-sebut sebagai eksekutor dan otak aksi pembantaian, masih dalam buruan pihak berwajib.
Kasat Reskrim Polres Bireuen Iptu Benny Cahyadi,SH didampingi Kanit Pidum, Aipda T.Saiful M, saat dikonfirmasi Metro Aceh pada Senin (2/4) siang mengaku sedang melakukan pemeriksaan. "Kedua pelaku lagi diperiksa dan diamankan dari Kecamatan Jeunib. Ada tiga orang dicurigainya, sedangkan satunya sudah di DPO," jelas Kasat.
Dari pencocokan keterangan saksi dan SA serta RI, yang merencanakan kematian korban adalah AR. "Dia itu sakit hati dan dendam, karena menuduh Iskandar menyantet orang tuanya," papar Iptu Benny. sebelumnya juga sudah pernah diutarakan, bahwa ketiga pelaku sering bersama dan tidur di jambo batubata bata, sebagai TKP awal korban dibunuh. Eksekusi terjadi ketika Iskandar kerja di dapur batubata, dilakukan oleh AR seorang diri. Setelah korban dibacok lalu dibawa ke belakang. AR selanjutnya memanggil dua temannya yang sedang berada di tempat lain.
"Dia meminta SA dan RI untuk menjaga mayat, sedangkan dia diduga menggali tanah untuk mengubur jenazah Iskandar. Kami duga ada orang lain membantu diantara SA, RI dan AR (buron-red). Hal ini masih dalam penyelidikan intensif," tegasnya.
Seperti diberitakan kemarin, sejak dua hari menghilang, pencarian keluarga terhadap Iskandar (26) akhirnya berujung, Sabtu (31/3) siang pukul 11.30 WIB. Karyawan dapur batubata ini ditemukan tewas, dengan kondisi leher nyaris putus diduga akibat luka bacok. Bahkan mayatnya sudah membusuk terbungkus plastik dan dikubur pelaku, di bawah bukit sekira 500 meter dari tempatnya bekerja.
Awal kejadian tak satupun yang mengetahui. Namun keluarga almarhum merasa heran, karena sejak hari Kamis (29/3) hingga Jumat (30/3) malam, Iskandar tak kunjung kembali ke rumah. Bahkan saat istrinya mencoba menyusul ke tempat kerja sang suami, di kawasan perbukitan Gle Geunting-Guha Keubeu, Dusun Kuthang, Gampong Pase, Kec.Juli, Bireuen tak menemukan korban.
Merasa ada yang tidak beres, terutama saat melihat di pabrik batubata itu ada ceceran darah. Namun belum bisa dipastikan apakah milik Iskandar atau bukan. Selanjutnya Erlita (27) memberitahukan kepada keluarga, bersama-sama dengan masyarakat setempat melakukan pencarian. Sejak Jumat (30/3) sore, tim bantuan datang dari BPBD, SAR, RAPI, PMI dikerahkan guna melacak Iskandar.
Keuchik Pase, Bustami dikonfirmasi sejumlah wartawan di TKP penemuan, pihaknya bersama-sama menyisir lokasi hingga ke areal perbukitan. Jenazah korban ditemukan pertama sekali, oleh adiknya Zailani A.Bakar (25) warga Bivak, Kec.Juli, Sabtu (31/3) sekira pukul 11.30 WIB. Saksi ketika itu ikut mencari bersama orang tua korban, A.Bakar (66) warga Bivak, didampingi dua warga Pase lainnya.
Zailani saat turun dari bukit, melihat ada gundukan tanah baru digali. Merasa curiga lantas coba menggali tanah dan dirinya langsung terkejut. Pasalnya, jasad abang kandung ternyata sudah mulai membusuk dan ditanam pelaku pembantaian di lokasi.(Rahmad)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamili Anak Tiri, Dipolisikan Anak Kandung
Redaktur : Tim Redaksi