jpnn.com, MEDAN - Pelatih anyar PSMS Medan Jafri Sastra resmi diperkenalkan ke publik, Minggu (8/9) sore. Jafri mengenakan baju kemeja biru tampak akrab menyapa semua orang saat tiba di Sekretariat PSMS Medan, Stadion Kebun Bunga.
Dia juga langsung memimpin latihan perdana bersama Legimin Raharjo dkk di Stadion Kebun Bunga dengan jersey hijau yang pas di tubuhnya.
BACA JUGA: PSMS Medan Resmi Tunjuk Jafri Sastra Jadi Pelatih Baru
BACA JUGA: PSMS Medan Resmi Tunjuk Jafri Sastra Jadi Pelatih Baru
Berada di Medan bukan hal yang baru baginya. Meski dalam karir kepelatihannya ini yang pertama, namun pria kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat ini memiliki keluarga angkat di Medan.
“Alhamdulillah bisa sampai Medan. Bagi saya Medan sudah tidak asing lagi, saya punya saudara di sini di Jalan Medan Area Selatan. Saya punya orang tua angkat di sini, orang Belanda,” jelasnya.
BACA JUGA: Menang dari Sulut United, Persiba Melesat Naik ke Papan Atas
Menangani PSMS di sisa tujuh pertandingan, Jafri mengapungkan optimisme tinggi. “Kita harus optimis, tidak boleh pesismis. Walaupun kita sudah melalui pertandingan hasilnya bagus tapi belum positif saja. Bagaimana tujuh pertandingan kita lebih positif lagi,” ujarnya.
“Saya datang ke sini, InsyaAllah melakukan hal-hal yang meningkatkan motivasi dan bisa melakukan hal positif dan bisa memenangkan pertandingan. Dengan posisi yang sekarang (PSMS peringkat 7 dengan 24 poin) kita harus fokus dan bekerja keras, agar lebih siap menghadapi sisa pertandingan ini,” urainya.
BACA JUGA: Semua Pemain Panik Saat Kiper PSMS Kejang-kejang dan Pingsan di Lapangan
Selama ini, Jafri mengatakan pelatih lama, Abdul Rahman Gurning sudah melakukan yang terbaik. “Tapi namanya sepak bola ada lucky atau keberuntungan, kadang-kadang saya sebagai pengganti melakukan apa yang sudah dibuat Guring. Makanya pemain pelatih, manajamen, suporter, harus tetap optimistis,” bebernya.
Meski figur baru di PSMS, Jafri mengatakan mengenal beberapa pemain saat ini, seperti Syaiful Ramadhan, Elina Soka. “Ada beberapa yang pernah bekerja dengan saya, Elina Soka, Syaiful Ramadhan juga saya kenal baik. Mudah-mudahan dengan sudah saling mengenali, menunjukkan hal positif,” ungkapnya.
Baru melatih tim Liga 1 di PSIS Semarang, Jafri mengaku tak masalah harus turun ke Liga 2. Malah dia berharap bisa mengulangi catatan apik saat membawa PSIS ke Liga 1.
“Enggak ada masalah. Tetap saja ini sudah diatur sama Allah. Ini suatu hal positif, tantangan tersendiri. Kalau enggak salah, tahun lalu saya melakukan hal yang serupa ketika saya dipecat Persis Solo, waktu Persis Solo peringkat dua, PSIS Semarang peringkat dua paling bawah."
"Dengan dengan sisa 14 pertandingan orang berpikir se-Indonesia PSIS kena degradasi. Tapi Allah memberikan yang terbaik. Yang penting bagaimana kita memberikan doa, jangan memberikan cacimaki. Karena yang diterima Allah itu doa bukan hujatan,” bebernya.
“Saya tidak merasa mempertaruhkan reputasi saya di sini. Tidak ada yang hebat, ketika kita bisa bekerja maksimal, kita sudah melakukan hal-hal positif untuk sepak bola,” lanjutnya.
BACA JUGA: Jelang Putaran Kedua Liga 1, PSIS Semarang Kembali Lepas Pemain Asing
Bagi pelatih 54 tahun ini, PSMS adalah tim besar hingga membuatnya mau menerima tantangan ke Medan.
“Menarik ya, ini tim legenda, tim besar pada jamannya tahun 80-an, siapa yang enggak kenal. Tapi saya tahu di sini banyak pelatih bagus, mungkin luckynya aja yang belum, mungkin lucky-nya di saya,” tegasnya.
Diberitakan sebelum, selain Jafri Sastra, PSMS punya pelatih fisik baru yaitu Budi Kurnia, dan pelatih kiper baru, Muhammad Sahbani.(nin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Takluk dari Perserang, Posisi PSMS di Klasemen Merosot
Redaktur & Reporter : Budi