Saat ditemukan di dekat tangga lantai II, A Chui masih bernapas. Ia (A Chui) ditusuk perampok di bawah dada tepat di ulu hatinya. Mengetahui korban masih bernapas, A Chui langsung dilarikan ke Rumah Sakit terdekat oleh warga sekitar.
Dalam perawatan di rumah sakit Singapura, A-Chui tak sadarkan diri meski kondisinya masih hidup selama semalam. Paginya, Sabtu (25/8) pukul 05.30 waktu Singapura, A Chui menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit.
Paulus Amat Tantoso, pengurus Kadin Kepri yang juga pengusaha money changer, kepada Batam Pos membenarkan, ada pengusaha money changer Batam yang tewas dirampok dengan cara ditikam di perutnya.
"Ya benar, dia itu A Chui orang kepercayaan pemilik money changer Citra Niaga, dirampok di Singapura semalam. Jenazahnya hari ini (kemarin sore) akan dibawa ke Batam. Saya dapat kabar katanya ditikam saat mengambil uang di bank. Tapi jumlah uang yang dirampok saya tak tahu persis," ujar Amat Tantoso.
Amat menambahkan, ia akan mengumpulkan seluruh pengusaha money changer di Batam untuk berbela sungkawa atas meninggalnya A Chui. "Saya sebentar lagi juga akan berangkat ke Singapura menjemput jenazah A Chui," katanya.
Ia sangat menyayangkan kejadian yang menimpa A Chui. Sebab, negara Singapura yang selama ini dipromosikan sebagai negara yang aman, ternyata tak ada bedanya dengan Batam. "Sama aja kan, katanya keamanan di sana (Singapura) ekstra ketat. Nyatanya ada juga pun rampok, sampai nekat lagi tusuk korban," ujar Amat.
Pantauan Batam Pos, tempat usaha money changer Citra Niaga nampak tutup di loket penukaran uang yang semua ruangannya berjeruji besi. Citra Niaga, dengan pemilik bernama Kim Bong, tak hanya bergerak di bidang money changer, mereka juga membuka toko barang-barang seperti handuk dan pakaian.
Loket money changer Citra Niaga sendiri berdiri tahun 2003 dengan nomor izin 5/50/KEP/PBI/BTM/2003. A Hua, salah satu kawan A-Chui yang menunggu toko Citra Niaga juga membenarkan kejadian tewasnya kawannya itu karena ditusuk rampok di Singapura.
"Ya sih, saya juga dengar dari semalam, A Chui tewas dirampok. Tapi yang saya dengar, A Chui tewas bukan ditusuk tapi ditembak perampok. Saya kenal tak dekat, hanya tahu namanya aja. A Chui jarang datang ke sini (loket money changer), lebih sering di Singapura," ujar A Hua.
Info yang didapat Batam Pos, rampok itu berhasil membawa kabur uang dari A Chui sebesar 500 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp3.750.000.000.
Diduga Saling Kenal
Seorang pengusaha money changer di Batam yang ikut mengurus kepulangan jenazah A Chui, mengatakan, A Chui bukan ditikam sekali saja di bagian perutnya, namun belasan kali hingga ke dada. Bahkan perampok mengambil seluruh barang A Chui yang di dalamnya berisi uang tunai dolar Singapura, serta surat dokumen penting lainnya seperti paspor.
"Saya yakin dari luka dan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh polisi di Singapura tadi, perampok yang mengambil dan menghabisi nyawa A Chui itu adalah orang yang sudah mengenal A Chui. Sebab, sehari-hari A Chui sudah terbiasa mengambil uang atau setor sendiri di bank. Dugaan kuatnya, dari hasil olah TKP sementara, A Chui sebelum ditikam sudah diikuti gerak geriknya saat keluar dari bank," ujarnya.
Awalnya, jenazah A Chui akan langsung diberangkatkan menuju Batam, kemarin. Namun, karena dokumen seperti paspor ikut diambil rampok, pihak Singapura tak memperbolehkan A Chui langsung dibawa pulang menuju Batam.
"Saat ini jenazah A Chui masih diotopsi di rumah sakit Singapura. Saat kami mencoba melobi agar jenazah bisa dipulangkan, tak tahunya pemerintah sana melarang, karena dokumen paspor korban tak ada," ungkapnya.
Jenazah A Chui bisa dipulangkan ke Batam setelah proses otopsi selesai. Rencananya hari ini, jenazah akan diberangkatkan dari Singapura menuju Batam untuk disemayamkan. A Chui sendiri bukan hanya orang kepercayaan pemilik PT Citra Niaga. Ia masih ada hubungan saudara dengan pemilik PT, Kimbong, kelahiran Kundur, Karimun. (GALIH ADI S, Batam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curi Mobil Bos, Lebaran di Penjara
Redaktur : Tim Redaksi