Dizalimi Israel, Warga Gaza Hanya Bisa Nikmati Listrik 4 Jam Setiap Hari

Rabu, 19 Agustus 2020 – 05:58 WIB
Gaza. Foto: Reuters

jpnn.com, GAZA - Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza dimatikan pada Selasa, kurang dari sepekan setelah Israel menangguhkan pengiriman bahan bakar ke wilayah kantung di Palestina tersebut untuk membalas aksi pengiriman balon pembakar.

Gaza, yang dikuasai oleh kelompok Hamas, menggantungkan sebagian besar kebutuhan energi pada pasokan dari Israel. Sebanyak dua juta penduduk Gaza saat ini terpaksa hanya mendapat aliran listrik selama enam jam saja, usai 10 jam pemangkasan.

BACA JUGA: Lebanon Bersedia Ikuti Jejak Uni Emirat Arab, Asal Israel Lakukan Ini

"Aliran listrik mungkin akan dikurangi lagi menjadi hanya empat jam (per hari)," kata Mohammad Thabet, seorang pejabat perusahaan distributor listrik utama Gaza, setelah pembangkit listrik kehabisan bahan bakar.

Rumah-rumah dan tempat usaha di Gaza kemudian mengandalkan generator untuk menambah aliran listrik mereka usai pemangkasan dilakukan, sehingga menambah pula tekanan finansial bagi masyarakat yang kebanyakan berada di bawah garis kemiskinan.

BACA JUGA: Pesan Netanyahu kepada Raja Salman Cs Setelah Uni Emirat Arab Resmi Jadi Sahabat Israel

Otoritas Gaza menyebut bahwa penutupan pembangkit listrik akan menyebabkan gangguan pada fasilitas vital seperti rumah sakit--yang juga dilengkapi dengan generator listrik.

Israel memutuskan untuk menghentikan pengiriman bahan bakar menyusul penerbangan puluhan balon helium yang membawa material pembakar dari Gaza dalam beberapa hari belakangan yang kemudian membakar area ladang Israel.

BACA JUGA: Dari Maroko sampai Kuwait, Dunia Arab Mengutuk Hubungan Intim Israel-UEA

Dari pandangan politik, balon pembakar tersebut merupakan upaya menekan Israel agar melonggarkan blokade serta mengizinkan lebih banyak investasi dari negara Arab dan internasional.

Pandangan lain menyebutkan bahwa balon-balon itu menjadi bagian dari usaha untuk membujuk Qatar agar meningkatkan bantuan tunai kepada Hamas, seiring dengan negara-negara Teluk untuk menurunkan ketegangan di perbatasan Gaza.

Mediator Mesir pada Senin (17/8) menggelar pertemuan dengan otoritas Israel dan Gaza untuk mengembalikan ketenangan pada kedua belah pihak.

Israel juga merespons pengiriman balon dengan melancarkan sejumlah serangan udara melawan Hamas dan kelompok lain, dengan menyebut bahwa pihaknya tidak akan menoleransi hal itu.

Sebagai langkah antisipasi serangan Israel, Hamas secara rutin mengevakuasi para petugas di pos penjagaan luar.

Ketegangan yang meningkat ini juga membuat Israel menutup satu-satunya perbatasan komersial dengan Gaza serta melarang akses di laut yang secara efektif mematikan kegiatan pemancingan komersial. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler