jpnn.com - jpnn.com - Menelusuri kehidupan malam Jakarta yang penuh dengan glamour harus pintar melakukan penyamaran.
Seperti itu dilakukan Tim Jawa Pos saat membuktikan kebenaran adanya Disc Jockey (DJ) yang bisa dipesan.
BACA JUGA: Diskotek Undercover dengan Aksi DJ tanpa Busana
Berbekal dengan jaringan para pecinta kehidupan malam, kami berhasil menyewa menemui DJ yang tak berbusana mengorek informasi terkait aktivitas mereka.
Lihat: Diskotek Undercover dengan Aksi DJ tanpa Busana
BACA JUGA: Jelang Tahun Baru, Polri Gelar Razia di Tempat Dugem
Berkedok pesta ulang tahun (ultah) salah seorang bos, private party DJ telanjang akhirnya dihelat pada pertengahan bulan Desember di sebuah room karaoke sebuah klub di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.
BACA JUGA: Tarif Sekali Main dengan Anak Diskotek dan SPG Rp1,5 Juta
Karena bertema pesta ultah, tentu, kue tar lengkap dengan lilin ulang tahun disiapkan. Padahal, itu cuma kedok saja agar bisa mengorek informasi dan menyaksikan langsung penampilan DJ telanjang.
Ceritanya, seorang rekan kami (wartawan Jawa Pos) diatur dan mendadak menjadi bos. Yakni, seorang eksekutif muda yang bergerak di bidang konstruksi.
Karena berperan jadi orang kantoran, kami pun berdandan rapi jali. Kemeja lengan panjang yang dipadukan dengan celana berbahan kain atau chino plus sepatu formal menjadi seragam wajib. Rambut klimis berbalut pomade pun jadi pelengkap penampilan kami berlima.
Karena skenarionya adalah pesta kejutan, beberapa di antara kami berangkat duluan. Dua orang menyusul. Seorang berperan sebagai bos. Seorang lagi jadi teman yang pura-pura menjebak ke acara surprise tersebut.
Sedari sore, hari menjelang malam, salah seorang di antara kami sudah datang ke room itu untuk menyiapkan segala sesuatunya. Tentu, kue tar sudah dibawa. Apa jadinya ultah tanpa kue tar.
Tepat pukul 23.00, kami bertiga memberikan kode kepada dua rekan kami untuk naik. Lampu ruangan sudah dipadamkan total.
“Selamat ulang tahun,” teriak kami ketika mereka masuk. Terus, teman kami yang berakting jadi bos yang ultah pun berlagak kaget. “Waaaah, apa-apaan ini,” serunya.
Sebagaimana tradisi selebrasi ultah yang baik dan benar, ketika kue tar itu disodorkan, dia pun meniupnya, lalu membuat permohonan. Entah permohonan apa yang dipanjatkan. Kemudian, kami berlima duduk di sofa panjang di depan layar monitor 60 inci.
Sembari memanaskan suasana, musik-musik disko diputar kencang-kencang. Namun, DJ Juliet yang kami sewa untuk meramaikan malam itu belum tampil.
Dia bersembunyi di ruangan kecil di dekat toilet. Sementara itu, Michael beraksi sembari menjadi MC acara tersebut. Agar suasana pesta lebih terasa, kami pun mengundang beberapa cewek untuk bergabung.
Menjelang hari berganti, barulah DJ Juliet keluar. Layaknya sebuah show profesional, dia pun menyuguhkan gimmick.
Perempuan 27 tahun tersebut berdandan ala anak-anak sekolah Jepang nan kawaii. Tak lupa, dia juga mengenakan topeng. “Biar si bos tambah penasaran,” kata Juliet sebelum pesta digelar.
Kami pun berteriak girang ketika Juliet mulai beraksi. Si bos yang tadinya malu-malu mulai berani turun dan berjoget.
Minuman pun mengalir ke gelas-gelas yang sudah disediakan. Sekitar 15 menit memainkan musik, perempuan bertubuh sintal itu mulai mengaduk-aduk emosi dengan tingkahnya.
Akhirnya, dia mulai membuka atasannya satu per satu. Sambil tetap memainkan musik, dia membuka bajunya yang bermodel sailor. Kemudian, dia membuka rok pendeknya hingga hanya mengenakan dalaman, bra dan underpants.
Tak lama kemudian, dia pun menanggalkan bra yang melingkupi tubuh bagian atas. Nah lho, pusing deh.
Teman yang berlagak jadi bos tadi pun kembali berteriak menunjukkan ekspresi kekagetannya. Memang sih, sejak awal, dia diminta untuk tampak seolah-olah kaget.
Namun, dari yang terlihat, sepertinya, dia benar-benar kaget bukan buatan. Indikasinya, mulutnya menganga, lalu geleng-geleng.
“Wah, gede banget yak,” kalimat itu meluncur spontan dari mulut pria berewok tersebut.
Kami pun bertanya, apakah dia bisa di-booking out (BO)? Dia menjawab tidak menerima order BO. Namun, dia tidak menampik bahwa ada topless DJ yang bisa disewa juga sebagai gadis panggilan.
Ketika jam sewa ruangan habis, pesta pun harus berakhir. Juliet dan Michael mengemas perlengkapan mereka, lalu pamit meninggalkan kami.
Cewek-cewek yang tadi datang bersama Juliet juga pulang bersama mobil yang mereka tumpangi. Setelah semua itu tuntas, kami akhirnya bisa bercerita bagaimana rasanya private party bareng DJ telanjang.
(Tim Jawa Pos/co3/nar/pojoksatu)
Redaktur : Tim Redaksi