jpnn.com, SURABAYA - Tim pelatih Persebaya Surabaya saat ini tengah menyoroti lini belakang mereka. Pasalnya, dalam dua laga, sudah tiga gol yang bersarang ke gawang tim berjulukan Green Force, itu.
Hasil imbang 1-1 kontra Kalteng Putra (21/5) juga tak lepas dari kesalahan lini belakang. Adalah Rachmat Irianto yang menjadi sorotan. Pemain 19 tahun itu kalah duel saat berebut bola dengan striker Kalteng Putra, Diogo Campos.
BACA JUGA: Marko Simic Tak Sabar Menghadapi PSIS
Pemain asal Brasil itu langsung mengirim umpan ke Patrich Wanggai yang kemudian dikonversi menjadi gol penyeimbang pada menit 26'.
Nah, kesalahan itu membuat keputusan menurunkan Rian -sapaan Rachmat- dipertanyakan. Apalagi, Green Force masih memiliki M. Syaifuddin dan Andri Muliadi di posisi stopper.
BACA JUGA: Kabar Buruk Bagi Bonek Jelang Persebaya Kontra PSIS Semarang
Baca: Ada Korban Tewas Saat Aksi 21-22 Mei, Polri Tegaskan Polisi Tak Dibekali Peluru Tajam
Untuk Andri, kondisinya memang belum 100 persen. Maklum, dia baru sembuh dari cedera. Jadi wajar kalau ditepikan.
BACA JUGA: Borneo FC Perkasa di Kandang, Arema FC Takluk Dua Gol Tanpa Balas
Tapi, Syaifuddin kondisinya prima. Belum lagi, dia juga tampil apik dalam laga kontra Bali United (16/5). Selain mencatatkan satu intersep dan 5 sapuan, dia juga mencetak satu gol.
Saat ditanya mengapa tetap memilih Rian sebagai starter, pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman irit bicara. Dia tidak menjelaskan secara gamblang alasannya.
Yang jelas, Djanur -sapaan Djadjang-itu tak menampik putra asisten pelatih Bejo Sugiantoro itu tampil kurang oke. "Kami akui Rian masih butuh pengalaman. Sebagai pemain muda, wajar kalau melakukan kesalahan," kata mantan pelatih Persib Bandung itu.
Jika menilik statistik, sejatinya penampilan Rian tak buruk-buruk amat. Dalam laga kontra Kalteng Putra, dia mencatatkan 2 intersep dan 6 sapuan. Lebih banyak dari Hansamu Yama yang hanya melakukan satu intersep dan dua sapuan. Tapi, satu kesalahan fatal seolah menutupi statistik itu.
Baca: Divonis 2 Tahun Masa Percobaan, Oknum Dosen USU Penyebar Hoaks Menangis
Karena itu, Djanur berharap agar bek Otavio Dutra bisa segera pulih. Pemain 35 tahun itu diharapkan bisa turun dalam laga kontra PSIS Semarang (30/5) nanti. "Semoga saja Dutra bisa kembali karena PSIS punya kemampuan duel bola atas. Kalau belum (bisa turun), kami harus menyiapkan antisipasi," terang pelatih 60 tahun itu.
Sayangnya, belum ada kepastian apakah pemain asal Brasil itu bisa segera bermain. Memang Dutra saat ini sudah keluar dari rumah sakit usai menjalani operasi patah hidung. Tapi, dia masih harus melakoni recovery. Apalagi, dia sama sekali belum berlatih.
Saat dihubungi Jawa Pos, Dutra mengaku sudah tak sabar kembali merumput. Tapi, mau tak mau dia hafus menunggu kondisinya membaik. "Saya ingin sekali bantu tim. Tapi saya belum tahu kaoan saya bisa kembali (bermain). Harus recovery dulu," terang dia. (gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bomber Madura United Beto Goncalves Ungkap Ambisi Pribadi
Redaktur & Reporter : Budi