Djarot Berpeci, Tim Anies: Kenapa Baru di Putaran Dua?

Jumat, 24 Maret 2017 – 16:33 WIB
Djarot Saiful Hidayat. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Polemik tak bermutu kembali terjadi antara kubu Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Kali ini yang dipermasalahkan adalah foto Djarot mengenakan peci di surat suara.

Wakil Ketua Tim Media Anies-Sandi, Naufal Firman Yursak mengatakan, pihaknya sejak awal pencalonan telah menyadari konsep kebangsaan Indonesia.

BACA JUGA: Tim Pemenangan: Gak Perlu Lawan Isu SARA Dengan Kopiah

Hal itu, kata Naufal, ditunjukkan dengan tagline "Salam Bersama" yang selama putaran pertama didengungkan pasangan Anies-Sandi.

Begitu pula dengan kesadaran pasangan Anies-Sandi mengenakan peci sebagai simbol Nusantara yang ditunjukkan Bung Karno.

BACA JUGA: Nusron Wahid: Apa Seperti Itu Tindakan Islami?

Anies-Sandi, lanjut Naufal, sejak awal menyadari bahwa pemakaian peci atau kopiah merupakan kesadaran nasional yang diturunkan Bung Karno sebagai salah seorang pendiri republik.

"Jadi, kesadaran yang ditunjukkan calon petahana, Djarot terkesan telmi (telat mikir)," kata Naufal, Jumat (24/3).

BACA JUGA: Tim Ahok-Djarot: Calon Lain Jangan Geer dong

Naufal mengaku heran, mengapa pasangan calon petahana, khususnya Djarot baru mengenakan peci di putaran kedua. Pasalnya, Anies-Sandi telah terlebih dulu menggunakan tagline "coblos pecinya".

"Kenapa tidak dari putaran pertama saja memakai peci. Kenapa baru putaran kedua," kata dia.

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok - Djarot, Raja Juli Antoni meminta agar Anies Baswedan tak menyebut Djarot menirunya untuk mengenakan peci seperti gambar di surat suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Antoni mengatakan, pemakaian peci merupakan inisiatif dari Djarot.

"Ge-er (gede rasa) saja calon lain itu kalau anggap Pak Djarot meniru mereka. Bung Karno dari dulu pakai peci, bahkan Mahathir Muhammad di Malaysia juga sering pakai kopiah," kata dia.

Dia menampik penggunaan peci tersebut sebagai bentuk upaya menangkal isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang kerap diarahkan kepada pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut dua itu. (ipk/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kumis Tebal..Hitam, Kopiah..Hitam, Cocok Banget


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler