jpnn.com - JAKARTA - Djohar Arifin Husin dan La Nyalla Mattalitti sama-sama masih malu-malu dalam menyatakan sikap mereka terkait pemilihan Ketua Umum PSSI. Itu terlihat dari sikap Djohar, incumbent Ketua Umum PSSI, yang memilih untuk mendukung Wakil Ketua Umum La Nyalla sebagai penggantinya untuk periode 2015-2018.
"Kemarin kan saya sudah, sekarang bagian wakil ketua umum yang memegang roda organisasi ini lah," ujar Djohar kepada Jawa Pos di kantor PSSI, Jakarta, kemarin (7/12).
BACA JUGA: Laporkan Manajemen Persik ke APPI
Djohar menganggap, La Nyalla adalah sosok penting dibelakang stabilitas internal organisasi PSSI saat ini.
"Intinya, kami tidak berniat membangun rezim, tapi kami ingin menciptakan sistem yang lebih bagus. Dan, saya khawatir kalau orang lain yang masuk, sistem yang sudah berjalan akhirnya berubah juga," tegasnya.
BACA JUGA: Hubungan Lionel Messi-Luis Enrique Disebut Sudah Rusak
Sikap Djohar yang mendukung Nyalla tersebut seperti membalas komentar dari La Nyalla awal pekan lalu. Saat itu, sama dengan Djohar, La Nyalla menyatakan bahwa dia tidak memiliki ambisi untuk menjadi calon Ketua Umum PSSI.
Sebaliknya, pria yang juga Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Jatim itu mendukung Djohar Arifin agar tetap menjadi ketua umum.
BACA JUGA: Garuda Muda Bakal Jajal Vietnam
Sementara itu, rencana Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar di Surabaya pada 19 April mendatang langsung direspons cepat oleh Komite Pemilihan. Kemarin (7/1) lewat sidang pleno pertama yang berlangsung di Kantor PSSI di Jakarta, komite pimpinan Dhimam Abror Djuraid itu resmi membuka pedaftaran calon Ketua Umum PSSI.
"Waktu yang kami berikan untuk masa pendaftaran calon ketua umum PSSI cukup lama, hampir dua minggu," ujar Abror kepada Jawa Pos setelah menggelar rapat pleno.
"Kami pikir itu sudah waktu yang pas bagi mereka yang ingin mencalonkan dan dicalonkan sebagai ketua," lanjut pria yang juga Ketua Harian KONI Jatim itu.
Kesempatan penjaringan calon telah dimulai dari Rabu (7/1) kemarin dan rencananya akan berakhir pada 20 Januari mendatang. Setelah itu, Komite pemilihan akan melakukan verifikasi data para calon dan akan mengumumkannya pada 19 Maret mendatang. Tapi, sebelumnya, jika ada calon yang merasa tidak puas dengan proses penjaringan, mereka bisa melayangkan banding yang dibuka selama Februari.
Lantas bagaimana dengan syarat-syarat untuk menjadi orang nomor satu di otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu? Abror menyatakan bahwa, sampai saat ini belum ada syarat baru yang mereka usung dalam proses penjaringan nanti.
"Belum ada banyak perubahan, mungkin masih sama seperti syarat-syarat pada pemilihan ketua di periode sebelumnya," timpal Abror.
Abror lantas menjelaskan bahwa sesuai dengan electoral code PSSI, mereka yang berhak mencalonkan diri dan dicalonkan sebagai Ketua Umum adalah semua warga negara Indonesia dengan usia minimal 30 tahun.
Tidak pernah menjadi atau sedang terkait masalah pidana dan pernah menjadi pengurus sepak bola yang berafiliasi langsung dengan PSSI. (dik/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSSI Hanya Ijinkan 60 Pemain Asing di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi