AKSI tawuran antarpelajar yang terjadi paska UN SMA beberapa waktu lalu, menjadi pelajaran berharga bagi Pemprov DKI Jakarta. Antisipasi pun dilakukan, dengan memberikan instruksi kepada seluruh jajaran kepala SMP dan MTs untuk memberi pembekalan kepada para peserta didik.
Bahkan, jika warga melihat sekelompok siswa yang tengah berkumpul, ada baiknya segera dibubarkan. "Kami sudah mengimbau para kepala sekolah untuk diteruskan ke peserta didiknya. Saya kira upaya ini tidak henti-hentinya kami lakukan. Yang tak kalah penting, orangtua dan komite sekolah diharapkan juga peran sertanya untuk mengawasi putra putrinya," kata Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta, saat meninjau pelaksanaan UN di SMPN 82 Jakarta Barat, Senin (23/4).
Fauzi mengatakan, telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengamankan aksi tawuran yang masih berpotensi terjadi paska pelaksanaan UN SMP. "Kalau terjadi hal-hal yang melanggar ketentuan peraturan dan undang-undang, kita kenakan sanksi. Saya beserta Kapolda sudah berkoordinasi jika melanggar aturan kita tertibkan. Siapapun, dari pihak manapun jika ada yang melanggar kita berikan sanksi," tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto menambahkan, meski hanya beberapa sekolah saja yang terlibat tawuran, namun aksi tersebut bukanlah peristiwa yang sederhana. Untuk itu diperlukan penanganan yang serius. "Kita imbau agar setelah UN siswa tidak melakukan corat-coret dan konvoi," kata Taufik.
Namun demikian, Taufik juga meminta peran serta dari masyarakat sekitar. Jika melihat sekelompok siswa, masyarakat dapat segera membubarkannya. Sehingga aksi tawuran bisa dicegah.
"Ini perlu peran dari semua masyarakat. Bukan hanya persoalan edukatif saja, masyarakat di sekitar tawuran bisa mencegah. Sekolah bukan berarti lepas tangan, karena aksi tawuran biasanya terjadi di luar jam sekolah," kata Taufik.
Ditambahkan Taufik, pihak sekolah diwajibkan untuk terus membina siswanya. Terlebih jika terlibat tawuran, maka akan berdampak pada nama baik sekolah itu sendiri.
"Ini tidak sederhana tapi hanya beberapa sekolah. Tapi ini membutuhkan penanganan serius," katanya.
Siswa MTs Negeri 10 Jakarta, Rizky Pratama Putra mengaku, telah mendapatkan pembekalan dari sekolah untuk menjauhi aksi tawuran paska UN. "Iya, sekolah sudah mengimbau agar siswa langsung pulang ke rumah setelah ujian selesai," kata Rizky. (wok/rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foke Perjuangkan Dangdut Diakui UNESCO
Redaktur : Tim Redaksi