jpnn.com, MAKASSAR - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar secara tegas menyatakan menolak kebijakan Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan yang akan memulai sistem belajar mengajar tatap muka di sejumlah sekolah.
Ketua IDI Makassar dr Siswanto Wahab didampingi humas IDI setempat dr Wachyudi Muchsin di Makassar, Selasa (23/2), mengatakan sekolah dengan sistem tatap muka belum memungkinkan untuk dilaksanakan di saat grafik penularan COVID-19 belum melandai.
BACA JUGA: Ada Vaksinasi COVID-19 di Masjid Istiqlal, Dimulai Hari Ini
"Kenapa kami menolak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah? Karena kami melihat data. Data kami update per hari dan itu yang menjadi rujukan kami kenapa menolak untuk saat ini," ujarnya.
Berdasarkan data, angka penularan atau positive rate di Sulsel 38,16 persen. Dari 10 orang yang dilakukan tes usap dengan menggunakan PCR, ada empat orang yang positif.
BACA JUGA: Guru Honorer Segera Disuntik Vaksinasi COVID-19, Bagaimana di Sekolah Swasta?
Dokter Siswanto mengatakan angka penularan di atas lima persen dinilainya sangat tinggi dan tidak sesuai dengan standar dari badan kesehatan dunia (WHO), yakni lima persen.
Ia menyatakan jika angka COVID-19 di Sulsel masih masuk dalam peringkat 5-7 yang dinilainya cukup tinggi dan Kota Makassar menjadi episentrum penularannya.
BACA JUGA: Untuk Urusan Ini, Novel Baswedan Ajak Masyarakat Dukung Pak Jokowi
"Atas dasar itu IDI Makassar menolak kebijakan tatap muka, baik secara bertahap atau sekaligus. Perlu diingat, ada tiga poin penting untuk perhatikan masa depan anak, yakni hak anak hidup, hak anak sehat dan hak anak mendapatkan pendidikan," ujar dokter ahli kulit itu.
Dokter Anto menambahkan tenaga pendidik di Indonesia khususnya di Sulsel belum masuk daftar penerima suntikan vaksin, apalagi para siswa, sehingga kebijakan untuk membuka sekolah tatap muka ini terlalu cepat.
"Guru saja belum divaksin, apalagi siswa. Siapa yang mau bertanggung jawab jika anak-anak kena COVID19, anak-anak bisa terpapar di sekolah, bisa kena saat pergi atau pulang ke sekolah setelah itu membawa virus ke keluarga dampaknya terjadi klaster sekolah serta meninggi lagi klaster keluarga," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel Muhammad Jufri tengah mempertimbangkan pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap.
Pembukaan sekolah tatap muka ini dikhususkan bagi siswa kelas XII jenjang SMA/SMK yang akan melaksanakan ujian akhir. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Soetomo