Dokter dan Perawat di Aceh Positif COVID-19, IDI Beri Tanggapan Begini

Selasa, 30 Juni 2020 – 20:57 WIB
Ilustrasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, BANDA ACEH - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh angkat bicara terkait beberapa tenaga medis yang positif terpapar COVID-19.

IDI Aceh menilai Pemerintah Aceh perlu mengevaluasi secara menyeluruh terkait prosedur tetap (Protap) pelayanan di fasilitas kesehatan.

BACA JUGA: Keponakan Tewas Secara Tragis di Tangan Sang Paman, Ternyata Ini Penyebabnya

Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman, Selasa, mengatakan tertularnya dokter dan perawat di Aceh menunjukkan bahwa ada sistem pelayanan di fasilitas kesehatan yang tidak berjalan dengan baik, sehingga perlu segera dievaluasi.

“Kami perlu evaluasi secara menyeluruh bagaimana Protap yang dilakukan di fasilitas kesehatan, kita perbaiki, kita ketatkan lagi, baru kemudian bisa diketahui di mana (persoalannya)," kata Safrizal, di Banda Aceh.

BACA JUGA: Alex Noerdin Sebut 10 Orang di Gedung DPR Positif Covid-19

Ia menjelaskan, dalam kondisi Aceh saat ini maka sangat diperlukan adanya evaluasi Protap pelayanan pasien di fasilitas kesehatan, termasuk penapisan (skrining) awal, dengan tujuan memperjelas status setiap pasien lebih ke arah penanganan COVID-19 atau bukan.

Sehingga, lanjut dia, ketika pasien tersebut lebih mengarah ke COVID-19 maka harus ada tempat khusus, yang di dalamnya juga telah terdapat petugas medis lengkap dengan alat pelindung diri (APD).

BACA JUGA: Jalinsum Diblokir Belasan Jam, Hendri Akhirnya Mengundurkan Diri

"Kalau tidak (mengarah) ke COVID-19, barang kali mungkin APD cukup dengan simple saja. Jadi penapisan-penapisan ini SOP-nya harus dibuat dan harus dijalankan," katanya.

Menurut Safrizal, ada banyak faktor yang menyebabkan tenaga medis tertular virus corona.

Bisa saja dokter dan perawat tersebut tertular ketika proses menangani pasien, atau bahkan pada saat beraktivitas di luar lingkungan rumah sakit.

Apalagi, kata Safrizal, kondisi daerah Tanah Rencong juga sudah sangat longgar dari langkah antisipasi COVID-19.

Ketika kasus virus corona di Aceh terus menunjukkan penambahan, namun keinginan masyarakat untuk tetap bertahan menerapkan protokol kesehatan malah semakin rendah.

"Orang yang bekerja di pelayanan pasien juga pulang ke rumah, juga duduk di warung kopi, pergi ke pasar, jadi banyak sekali faktor (penularannya)," kata Safrizal.

Menurut Safrizal, untuk ketersediaan APD di Aceh masih cukup.

Katanya, apabila tenaga medis telah menggunakan APD lengkap, dan proteksi yang ketat, tetapi potensi penularan juga masih ada, apalagi ketika Protab tidak dijalankan dengan baik.

BACA JUGA: Keponakan Tewas Secara Tragis di Tangan Sang Paman, Ternyata Ini Penyebabnya

"Maka saya menyarankan semua fasilitas pelayanan kesehatan harus mengevaluasi terhadap SOP, penanganan pasien, sehingga mereka bisa menerapkan dengan benar upaya ini guna menghindari kemungkinan tertularnya tenaga medis dari COVID-19," katanya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler