jpnn.com, JAYAPURA - Salah seorang dokter di RSUD Dok II Jayapura, Papua, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan keluarga pasien, Sabtu (16/4) malam.
Dokter yang menjadi korban penganiayaan ialah dr James Gedy, spesial bedah onkologi.
BACA JUGA: NF Berlari Memegang Parang ke Pos TNI di Papua, Targetnya Komandan Koramil
Penganiayaan itu berawal saat ada pasien yang dinyatakan meninggal dunia seusai menjalani operasi.
Tidak terima hal tersebut, keluarga pasien langsung melakukan pemukulan dan penganiayaan terhadap Dokter James Gedy.
BACA JUGA: Akademisi Uncen Curiga Aktivis HAM di Papua Dendam terhadap Aparat Keamanan
Akibat kejadian itu, dr James mengalami lebam dan luka di wajah.
Direktur RSUD Dok II Jayapura Anton Mote ketika dikonfirmasi membenarkan insiden pemukulan tersebut.
BACA JUGA: Lihat Itu Rumah Kasatpol PP Makassar Otak Pembunuhan Pegawai Dishub
"Iya, benar dipukul keluarga pasien," ucapnya, Minggu (17/4) malam.
Dokter Anton mengatakan kasus penganiayaan itu telah dilaporkan di Polda Papua.
"Tim kuasa hukum sudah membuat laporan, bahkan kami sudah berkomunikasi dengan Kapolda," ucapnya.
Anton menyayangkan pemukulan itu. Pasalnya Dokter James merupakan salah satu dari dua dokter spesialis bedah onkologi di RSUD Dok II Jayapura.
"Dokter James ini anak Papua dan satu-satunya dokter onkologi yang dimiliki (RSUD Dok II). Kalau beliau kecewa dan memilih tidak memberikan pelayanan ini akan menjadi persoalan ketersediaan dokter di Papua," tegasnya.
Selain kasus penganiayaan, ada laporan lainnya terkait dengan video viral yang menyebutkan bahwa dokter di RSUD Dok II kerap membunuh orang asli Papua.
"Kami sudah laporkan, jadi ada dua laporan yakni penganiayaan dan ITE," ucapnya.
Dia tegaskan bahwa di RSUD Dok II Jayapura Jayapura tidak ada pembunuh.
Anton Mote juga sangat menyayangkan video viral tersebut. Pasalnya dokter yang bekerja di RSUD Dok II dan di seluruh wilayah Papua adalah pelayan Tuhan yang memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Papua.
"Kami di sini bukan pembunuh, kami bekerja untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, saya juga orang Papua," tegasnya.
Anton Mote meminta kepada kepolisian agar bertindak tegas terhadap pelaku pemukulan dan penyebar video tersebut.
"Kami sebagai dokter sangat kecewa dan meminta agar diproses hukum," tegasnya. (mcr30/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Muhammad Cholid Ridwan Abubakar Sangaji