jpnn.com, JAKARTA - Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menghimbau masyarakat untuk mengetahui informasi yang benar terkait vaksin Covid-19.
Menurut dia, informasi yang benar dan terpercaya akan mengurangi keresahan dan keraguan yang timbul dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksinasi.
BACA JUGA: Jokowi Tegur 2 Daerah Ini Gegara Kasus Covid-19 Meningkat
Hal itu disampaikan Dirga dalam Dialog Produktif bertema "Setelah Vaksin Datang, Apa yang Perlu Disiapkan?" yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (30/11).
"Sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar. Kedua, vaksin apa pun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya," kata Dirga.
BACA JUGA: Sempat Dirawat di Rumah Sakit, Habib Rizieq Akhirnya Buka Suara
Dia menyebutkan bahwa Indonesia bukan sekali ini melaksanakan program vaksinasi yang dikenal juga dengan program imunisasi rutin. Proses distribusi vaksin pun sudah menggunakan sistem cold chain atau penyimpanan yang baik saat pendistribusian hingga ke pelosok negeri.
"Kelengkapannya sudah standar. Misalkan, cold box, itu sudah tersedia semua di Indonesia," tegas Dirga.
BACA JUGA: Tegas, Polisi dan TNI Bubarkan Acara Haul Akbar Syekh Abdul Qadir Jailani
Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya adalah orang dalam kondisi sehat. Untuk vaksin Covid-19 sendiri diberikan kepada dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun.
"Nanti dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas pasti akan melakukan pemeriksaan (screening) sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum," ujar dia.
Untuk mematangkan persiapan vaksinasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah melatih 23.000 tenaga vaksinator.
Selain itu, kesiapan tenaga kesehatan di daerah-daerah juga tengah dipastikan untuk mendukung program vaksinasi nantinya.
Kemudian, masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), karena biasanya berdampak ringan dan segera sembuh dalam waktu satu dua hari.
“Yang perlu masyarakat ketahui, manfaat vaksinasi itu jauh lebih besar dari efek sampingnya. KIPI itu mayoritas bersifat ringan seperti bengkak kemerahan di bekas suntikan, kemudian ada demam sebagai tanda vaksinnya bekerja," ungkap Dirga.
Dia mengatakan, keberadaan vaksin sangat penting dalam mengendalikan pandemi. Namun, perlu disadari bahwa vaksin tidak seketika memusnahkan pandemi.
"Jadi harus disadari vaksin tidak bisa seketika menghilangkan pandemi, karena ada proses distribusi yang panjang, belum lagi jumlah penduduk kita yang lebih dari 260 juta jiwa," ucapnya.
Oleh karena itu, sembari menunggu vaksin dan bahkan sampai nanti vaksinnya ada, Dirga meminta masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan berupa 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman.(ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan