PADALARANG-Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menilai penyebaran praktik dokter di Indonesia saat ini tidak merata. Hingga saat ini saja masih banyak dokter yang melakukan praktiknya hanya di kota besar saja, belum bisa menjangkau seluruh wilayah, khususnya di KBB.
"Keberadaan dokter, penyebarannya tidak merata. Kebanyakan berada di kota-kota besar, sementara ke wilayah kabupaten masih sangat kurang dokter yang melakukan buka praktik. sebagai bukti, di KBB saja masih jarang ditemui dokter yang membuka praktiknya," ucap ketua IDI KBB, Dr. H. Kemas Muhammad Yunus, MM, seusai dirinya dilantik menjadi ketua IDI KBB periode 2012-2015, di RS Cahaya Kawaluyaan, Kota Baru Parahyangan.
Dia mengatakan, saat ini di wilayahnya hanya memiliki anggota sebanyak 187 dokter, dari jumlah tersebut belum termasuk yang belum terdaftar dan selama ini belum terdata oleh IDI, "jika dikatakan ideal juga tidak, yang pasti penyebaran dokter hingga saat ini belum merata, karena dari jumlah tersebut KBB hanya memiliki 19 dokter spesialis, sementara sisanya adalah dokter umum," ungkapnya.
Agar penyebaran dokter bisa merata dan tak selalu praktek di perkotaan, kata Kemas, pihaknya akan memberlakukan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dengan begitu, pelayanan kesehatan pada masyarkat bisa lebih meningkat.
Lebih lanjut, dia mengatakan, idealnya satu kecamatan memiliki 1 puskesmas yang bisa melayani hingga 30 ribu penduduk. Hal ini sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2010.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan KBB Pupu Sari Rohayati mengakui, bahwa jumlah dokter di KBB sangat kurang. Dari 34 puskesmas di KBB, rata-rata tiap puskesmas hanya memiliki 4 dokter umum.
"Sangat sulit untuk mendatangkan dokter yang sudah berpengalaman ke KBB, bahkan jika harus ditempatkan di pelosok pasti banyak yang akan menolaknya," kata Rohyati. (tim)
"Keberadaan dokter, penyebarannya tidak merata. Kebanyakan berada di kota-kota besar, sementara ke wilayah kabupaten masih sangat kurang dokter yang melakukan buka praktik. sebagai bukti, di KBB saja masih jarang ditemui dokter yang membuka praktiknya," ucap ketua IDI KBB, Dr. H. Kemas Muhammad Yunus, MM, seusai dirinya dilantik menjadi ketua IDI KBB periode 2012-2015, di RS Cahaya Kawaluyaan, Kota Baru Parahyangan.
Dia mengatakan, saat ini di wilayahnya hanya memiliki anggota sebanyak 187 dokter, dari jumlah tersebut belum termasuk yang belum terdaftar dan selama ini belum terdata oleh IDI, "jika dikatakan ideal juga tidak, yang pasti penyebaran dokter hingga saat ini belum merata, karena dari jumlah tersebut KBB hanya memiliki 19 dokter spesialis, sementara sisanya adalah dokter umum," ungkapnya.
Agar penyebaran dokter bisa merata dan tak selalu praktek di perkotaan, kata Kemas, pihaknya akan memberlakukan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dengan begitu, pelayanan kesehatan pada masyarkat bisa lebih meningkat.
Lebih lanjut, dia mengatakan, idealnya satu kecamatan memiliki 1 puskesmas yang bisa melayani hingga 30 ribu penduduk. Hal ini sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2010.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan KBB Pupu Sari Rohayati mengakui, bahwa jumlah dokter di KBB sangat kurang. Dari 34 puskesmas di KBB, rata-rata tiap puskesmas hanya memiliki 4 dokter umum.
"Sangat sulit untuk mendatangkan dokter yang sudah berpengalaman ke KBB, bahkan jika harus ditempatkan di pelosok pasti banyak yang akan menolaknya," kata Rohyati. (tim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Kaji Penundaan Operasional Bandara Kualanamu
Redaktur : Tim Redaksi