jpnn.com, JAKARTA - Suasana gembira melingkupi kawasan wisata Waduk Sermo, yang terletak di kawasan pegunungan di Dusun Sermo, Kalurahan Hergowilis, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Lebih dari 2.000 orang dari Kalurahan Hergowilis dan dari segala penjuru DIY mendatangi tempat wisata ini untuk memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat DIY, Minggu (21/7/2024).
BACA JUGA: Silaturahim dengan BKKBN, DPP LDII Bahas soal Pencegahan Stunting
Apalagi peringatan ini dihadiri langsung dokter Hasto, Kepala BKKBN RI yang asli kelahiran Hargowilis.
Rumah masa kecil dokter Hasto terletak tepat di atas Waduk Sermo. Sebagian warga yang hadir adalah teman main Hasto remaja.
BACA JUGA: Kemenpora dan BKKBN Menggelar Keluarga Muda Berdaya X Siap Nikah Goes to Campus
Kecintaan warga Hargomulyo dan Kulon Progo kepada dokter Hasto ditunjukkan dengan terpilihnya dokter Hasto sebagai Bupati Kulon Progo dua kali masa jabatan, sebelum ditunjuk sebagai Kepala BKKBN RI oleh Presiden Jokowi.
Bendrongan, Kesenian khas Desa Banjaroyo Kalibawang mengawali rangkaian acara.
Bendrongan berawal dari upaya menghidupkan kembali kesenian asli Bugis Kembar yang meredup, yang menampilkan dua karakter berkostum dan berpenampilan serupa (kembar).
Dikombinasikan dengan tari dan musik, jadilah dalam Bendrongan tampil dua karakter tersebut yang melontarkan dialog lucu dan menarik sekaligus berisi.
Dalam penampilan di Waduk Sermo, tema guyon maton adalah tentang keluarga dan stunting. Hal ini sesuai tema peringatan Harganas yaitu “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas.”
Dipandu pembawa acara sekaligus komedian senior Den Baguse Ngarso (nama aslinya Susilo Nugroho, tidak banyak yang tahu), maka makin lengkaplah kegembiraan menguar di kawasan wisata ini.
Dokter Hasto mengawali sambutan pengarahannya dengan menyapa dan menyatakan rasa salutnya kepada para kader, penyuluh KB, anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK), para bidan, dan tenaga lini lapangan lainnya.
“Bidan bukan segala-galanya, tapi tanpa bidan kami (BKKBN) tidak ada apa-apanya. Ada mereka tanpa saya, (program) tetap jalan. Namun, tidak ada mereka (hanya) saya, program tidak akan jalan,” demikian dokter Hasto menganalogikan dan sekaligus mengapresiasi bidan dan tenaga lini lapangan lainnya.
“Saya doakan keluarga-keluarga di DIY menjadi keluarga yang “tembaga” atau tentram, mandiri, dan bahagia,” lanjut dokter Hasto.
Tembaga ini merupakan padanan istilah Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang merupakan ukuran keberhasilan pembangunan keluarga berdasarkan tiga dimensi yaitu indeks ketenteraman, indeks kemandirian, dan indeks kebahagiaan.
Di antara ketiganya, rata-rata di setiap provinsi indeks kebahagiaanlah yang tertinggi. Di DIY, iBangga menempati urutan kelima di antara seluruh provinsi di Indonesia.
Namun dokter Hasto juga memberikan peringatan (warning) agar bangsa ini makin memperhatikan remaja, karena hasil penelitian BKKBN mengindikasikan usia melakukan hubungan seksual yang pertama kali makin muda.
Untuk remaja laki-laki 74% melakukannya pertama kali di usia 15-19 tahun. Sedangkan pada remaja putri 59% melakukan pada rentang usia yang sama.
Dengan rata-rata usia kawin pertama 22 tahun, maka fenomena hubungan seksual yang tidak sehat secara moral dan fisik perlu mendapatkan perhatian serius dari para orang tua, pendidik, dan masyarakat pada umumnya.
Berdaya Saing Tinggi
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur Paku Alam X mengajak untuk memaknai peringatan Hari Keluarga Nasional sebagai pengingat bahwa keluarga, yang notabene merupakan unit terkecil, sesungguhnya merupakan fondasi yang kuat dalam membangun individu yang berdaya saing tinggi untuk mewujudkan masyarakat yang stabil, dan negara yang maju.
Pembangunan ketahanan keluarga merupakan investasi moril dan materiil dalam mewujudkan keluarga berkualitas, yang merupakan kunci penting dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
“Mari, sadari sepenuhnya, bahwa kita semua yang hadir di sini, tanpa terkecuali, memiliki peran dan kewajiban tidak saja di ranah profesional melainkan juga di ranah domestik, untuk bersama-sama mewujudkan kondisi (yang dicita-citakan) tadi,” ujar Gubernur sebagaimana disampaikan oleh Wakil Gubernur.
Istri Wakil Gubernur yang populer dengan sebutan Gusti Putri turut hadir sekaligus menyampaikan laporan penyelenggaraan mewakili Ketua TP PKK DIY GKR Hemas.
Ajang peringatan ini juga memberikan penghargaan kepada para mitra yang telah mengambil peran dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana), yaitu kepada Dinas Koperasi dan UKM DIY, Bank Mandiri, Kodim Sleman, dan Baznas DIY.
Penghargaan itu diberikan atas peran mereka dalam pencegahan stunting melalui program bantuan telur, Bapak Asuh, bantuan sarana air bersih, dan perbaikan rumah layak huni.
Penghargaan juga diberikan kepada puluhan kader dan petugas lini lapangan berprestasi seperti bidan berprestasi, Penyuluh KB ASN dan non ASN teladan, kelompok KB Pria, Pasangan KB Lestari, dan kader serta tenaga lini lapangan lainnya.
Tampak mendampingi dokter Hasto, Pj. Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi. Terlihat hadir Plt. Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Muhamad Iqbal Apriansyah, serta jajaran pejabat BKKBN pusat.
Selain menikmati kesenian Bendrongan dan pembawa acara sekaligus komedian Den Baguse Ngarso, masyarakat yang menyemut di Waduk Sermo juga dihibur dengan penampilan Jatilan serta paduan suara ibu-ibu Tim Pendamping Keluarga.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari