Dokter Jovita: Pemudik Hindari Makanan Ini Agar Tak Kantuk Saat Berkendara

Minggu, 24 April 2022 – 00:20 WIB
Seorang wanita sedang mengendarai mobil. ilustrasi. Foto:Auto2000

jpnn.com, JAKARTA - Keselamatan lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama, termasuk pengemudi kendaraan di musim mudik yang sebentar lagi tiba.

Saat mudik lebaran, pengendara kendaraan dituntut memiliki stamina yang prima.

BACA JUGA: Mau Mudik Lebaran? Simak Tips Penting Dokter Andreas

Hal itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Memang perjalanan mudik lebaran tidak seperti jalan biasa. Jalan lebih padat, sehingga membuat pengendara cepat lelah dan mengantuk.

BACA JUGA: 5 Tips Dokter Boyke Agar Tetap Enak Berhubungan di Bulan Ramadan

Rupanya, rasa lelah bukan hanya dari jam berkendara, tetapi ada juga disebabkan oleh faktor makanan yang di konsumsi.

Dokter Spesialis Konsultasi Gizi Klinik dari Rumah Sakit Pelni, dr. Jovita Amelia, Sp.GK berpesan kepada para pemudik yang menyetir kendaraan pribadi agar menghindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak

BACA JUGA: 3 Tips Aman Mudik Mengendarai Mobil Pribadi, Nomor 2 Silakan Baca

Hal itu untuk menghindari kantuk saat mengemudi.

Jovita mengatakan makanan tinggi lemak dan karbohidrat mengandung elemen yang menyebabkan lelah atau mengantuk setelah Anda menyantapnya, yakni serotonin dan triptofan.

Serotonin berperan dalam regulasi mood dan siklus tidur.

Sementara triptofan membantu tubuh memproduksi serotonin.

Triptofan sendiri merupakan asam amino yang terdapat di dalam protein dan karbohidrat bisa membantu tubuh mengabsorbsi triptofan.

"Hindari makanan tinggi karbohidrat dan protein untuk menghindari mengantuk," ujar Jovita melalui pesan elektroniknya.

Mengutip Medical News Today, triptofan umumnya ditemukan dalam ikan salmon, daging unggas, telur, bayam, biji-bijian, susu, produk kedelai, dan keju.

Sementara makanan yang diketahui mengandung tinggi karbohidrat antara lain nasi putih, kue, kue kering, donat, muffin, susu, dan permen.

Makanan tinggi lemak juga diketahui bisa menyebabkan kantuk, karena melepaskan cholecystokinin (CCK) yang berhubungan dengan rasa lelah.

Di sisi lain, menurut Jovita, jumlah makanan juga berpengaruh terhadap munculnya kantuk.

Dia mengatakan, makan dalam jumlah besar biasanya lebih menyebabkan mengantuk.

"Ini karena terjadi peningkatan gula darah dan akan diikuti oleh penurunan level energi," kata dia.

Hal lainnya yang juga berkontribusi pada risiko mengantuk sepanjang hari, yakni kurang tidur di malam hari.

Seseorang cukup tidur di malam hari cenderung mengalami penurunan energi yang signifikan.

Tidur siang sebentar di siang hari bisa membantu Anda mengurangi risiko mengantuk. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Mengelola Keuangan Saat Mudik dan Hari Raya Idulfitri


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler