Dokter Kejang dan Sulit Bernapas Usai Menerima Vaksinasi COVID-19, Terungkap Penyebabnya

Minggu, 03 Januari 2021 – 12:12 WIB
Para dokter dan perawat berdiri di luar unit perawatan intensif dimana pasien terinfeksi virus korona (COVID-19) dirawat, saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) terus berlangsung, di Mexico City, Meksiko, Rabu (29/4/2020). Foto: REUTERS/Carlos Jasso/nz/cfo

jpnn.com, MEXICO CITY - Seorang dokter di Meksiko dirawat di rumah sakit usai menerima vaksinasi COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Otoritas Meksiko mengatakan sedang mempelajari kasus yang dialami dokter perempuan berusia 32 tahun tersebut.

BACA JUGA: Pendataan Calon Penerima Vaksinasi COVID-19 Sudah Dimulai

Dokter, yang identitasnya tidak diungkap, dibawa ke ICU rumah sakit umum di Negara Bagian Nuevo Leon setelah mengalami kejang, kesulitan bernapas, dan ruam pada kulit.

"Diagnosa awal encephalomyelitis," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan pada Jumat malam.

BACA JUGA: Survei: Lebih dari 80 Persen Responden Antusias Program Vaksinasi Covid-19

Encephalomyelitis merupakan peradangan pada otak dan sumsung tulang belakang.

Kementerian menambahkan bahwa dokter tersebut memiliki riwayat reaksi alergi.

BACA JUGA: Posisi AW Terlacak, Unit Reskrim dan Intelkam Gerak Cepat di Malam Hari, Berhasil

Otoritas juga menyebutkan tidak ada bukti dari uji klinis bahwa seseorang mengalami peradangan otak setelah mendapatkan vaksin.

Pfizer dan BioNTech tak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Lebih dari 126.500 orang di Meksiko meninggal karena COVID-19.

Negara itu mulai mendistribusikan gelombang pertama vaksin COVID-19 kepada petugas kesehatan pada 24 Desember. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler