Dokter Melakukan Penembakan Brutal, 13 Orang Tewas, Ngeri!

Senin, 20 April 2020 – 08:50 WIB
Ilustrasi: Sejumlah polisi terlihat berjaga di lokasi penembakan massal di Toronto, Kanada, Minggu (22/7/2018). Foto: ANTARA/REUTERS/Chris Helgren/TM

jpnn.com, PORTAPIQUE - Aksi penembakan secara brutal dilakukan pria bersenjata di Provinsi Nova Scotia, Kanada, menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk perempuan polisi, pada Sabtu (18/4) malam.

Otoritas setempat pada Minggu (19/4) menyampaikan, peristiwa itu menjadi aksi pembunuhan massal tersadis dalam lebih dari 30 tahun di negara tersebut.

BACA JUGA: Detik-Detik Penembakan Briptu Ilham Suhayar, Peluru Tembus Dada

Royal Canadian Mounted Police (RCMP) mengungkapkan pelaku, Gabriel Wortman, yang berprofesi sebagai dokter gigi, tampaknya muncul dengan menggunakan segaram polisi.

Pria berusia 51 tahun itu juga berupaya untuk menyamarkan mobilnya agar mirip dengan mobil polisi.

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Spanyol, Pelajaran Berharga untuk Seluruh Manusia

Wortman menembaki orang-orang di sejumlah lokasi di Provinsi Atlantik, kata polisi saat konferensi pers. Dia menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 10 orang.

Kepala RCMP nasional, Brenda Lucki, lantas mengatakan kepada Canadian Broadcasting Corp bahwa Wortman telah membunuh sedikitnya 13 orang.

BACA JUGA: Trudeau: Kanada Tidak Akan Membalas Tindakan Donald Trump

Polisi menambahkan pihaknya mampu menghentikan ancaman Wortman, yang tewas. Namun tidak akan mengonfirmasi laporan jaringan CTV bahwa RCMP berhasil menembaknya.

Salah satu pejabat RCMP yakni veteran Heidi Stevenson, turut menjadi korban dalam insiden tersebut.

Menurut polisi, tidak ada kaitan antara Wortman dengan para korbannya dan pihaknya belum tahu apa yang menjadi motivasi si pelaku.

"Hari ini menjadi hari yang menyedihkan bagi Nova Scotia, dan kejadian ini akan terus teringat di tahun-tahun mendatang," kata Lee Bergerman, komandan RCMP di Nova Scotia.

Penembakan ini menjadi yang tersadis di Kanada sejak pria bersenjata membunuh 15 perempuan di Montreal pada Desember 1989.

Penembakan masal jarang sekali terjadi di Kanada, yang hukum tentang persenjataannya lebih ketat dibandingkan Amerika Serikat.

Nova Scotia, seperti wilayah Kanada lainnya, diperintahkan menerapkan kebijakan tetap berada di rumah akibat pandemi virus corona.

Polisi mendapati pembunuhan tersebut pada Sabtu (18/4) malam setelah adanya laporan penembakan di sebuah rumah di kota pesisir Portapique, sekitar 130 km utara ibu kota provinsi, Halifax.

"Begitu polisi tiba di TKP, anggota melacak sejumlah korban di dalam dan di luar rumah tersebut," kata Chris Leather, petugas operasi kriminal RCMP Nova Scotia.

Beberapa bangunan di kota itu terbakar dan polisi terlibat baku tembak dengan Wortman. Penyelidikan kemudian menemukan bahwa pelaku juga membunuh orang di sejumlah lokasi lainnya.

Pada Sabtu malam, Wortman "tampaknya menggunakan, jika tidak semua, sebagian seragam polisi," kata Leather.

Namun, ia tidak menjelaskan apakah pelaku menyamar sebagai polisi ketika mengeksekusi aksi sadisnya tersebut.

"Faktanya bahwa seseorang ini memiliki seragam dan mobil polisi, yang menunjukkan bahwa jelas ini bukan aksi tak disengaja," kata Leather. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler