Dokter Spesialis: Tidak Ada Kaitan Obesitas Anak dengan Air Kemasan

Jumat, 28 Juli 2023 – 21:01 WIB
Ilustrasi air kemasan dalam galon. Ilustrasi Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis anak Diatrie Anindyajati mengatakan mengonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) tidak bisa menyebabkan obesitas pada ibu hamil dan anak.

Hal itu karena air kemasan tidak memiliki senyawa manis yang mengandung kalori.

BACA JUGA: Pabrik Aqua Solok Terus Hasilkan Air Kemasan Berkualitas Tinggi, Sudah Satu Dekade

Dia menyebut hingga kini belum ada studi empiris satu pun yang membuktikan bahwa air minum dalam galon guna ulang bisa menyebabkan obesitas pada anak.

"Kegemukan disebabkan karena asupan kalori berlebih, bukan karena air minum dalam kemasan," tegas dr Diatrie Anindyajati, Jumat (28/7).

BACA JUGA: Anggota Densus 88 Bripda IDF Tewas Tertembak Senpi Rakitan Ilegal

Artinya, sambung dia, mengonsumsi air dalam galon guna ulang tidak berbahaya sama sekali alias aman karena sudah mendapatkan sertifikasi dari lembaga terkait, termasuk BPOM.

Dia menjelaskan bahwa obesitas pada anak dan orang dewasa disebabkan makanan manis atau air berpemanis yang memang mengandung banyak kalori.

BACA JUGA: Info Penting Kepala BKN soal Perpanjangan Kontrak PPPK, Jenjang Karier, Melegakan

"Kalau bicara obesitas itu kan surplus kalori. Nah, air enggak ada kalorinya, (berpikir) secara logika saja dulu," kata dr Diatrie.

Dia juga heran dengan isu BPA yang disebut-sebut berpotensi menyebabkan berat badan berlebih. Menurutnya isuitu  lebih baik tidak disebarkan kepada masyarakat karena akan menyebabkan publik takut untuk meminum air.

"Kalau ada yang seperti itu nanti orang malah takut minum air putih, nanti malah lebih bahaya lagi," ucapnya.

Dokter Diatrie mengingatkan agar masyarakat dan orang tua, secara khusus tetap menjaga asupan makanan secara seimbang. Dia mengimbau masyarakat untuk selalu berolahraga guna agar tidak terjadi timbunan lemak atau kolesterol berlebih.

"Agar terhindar dari obesitas itu prinsipnya banyak (makanan) yang masuk, maka harus banyak yang dikeluarkan," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad menegaskan keamanan AMDK guna ulang khususnya galon sudah memenuhi semua persyaratan sebagai air layak minum yang bisa diperjualbelikan di masyarakat.

Dia mengatakan logo SNI yang disematkan pada kemasan air galon ini menunjukkan bahwa air galon sudah melalui pemeriksaan (audit). Mulai sisi kesesuaian produk maupun konsistensinya, termasuk parameter yang melindungi konsumen dari bahaya akibat penggunaan produk tersebut.

"Jadi, karena sudah ber-SNI, bisa dipastikan bahwa air galon ini aman untuk dikonsumsi sebagai air minum," katanya.

Pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmad Zainal Abidin Zainal menyayangkan kampanye hitam terkait keamanan BPA dalam galon guna ulang. Padahal, penggunaan BPA dalam AMDK itu sangat aman karena telah melewati beragam proses pembersihan hingga menjadi food grade alias aman dikonsumsi.

"Kenapa polikarbonat dipilih untuk botol galon? Karena memang properties-nya, baik itu mechanical properties, thermal properties, juga chemical properties itu unggul dibandingkan dari PET. Karena itu dia dipakai untuk galon daripada PET," katanya.

Dia menegaskan fakta bahwa galon PC sudah digunakan lebih dari 40 tahun dan tidak ada isu apakah orang meninggal, orang sakit, atau apa karena masalah tersebut. Dia menilai konyol apabila ada pihak-pihak tertentu yang mendorong pelabelan galon bebas BPA.

Dia menjelaskan, dari serangkaian tes yang dilakukan, BPA yang ada di dalam air akibat menggunakan galon PC itu rendah dari syarat penggunaan. Ketika syarat tersebut diperketat oleh BPOM, penggunaan BPA dalam galon PC juga masih jauh di bawah ambang batas ketentuan. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler