Dokter Tirta: Karyawan Marah jika Gaji Tak Naik tetapi si Bos Beli Mobil Mewah

Selasa, 27 Oktober 2020 – 07:04 WIB
dr Tirta (tengah) saat menjadi pembicara pada UKM Virtual Expo. Foto: ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com, SEMARANG - Tirta Mandira Hudhi atau akrab dengan sebutan dr Tirta mengungkap rahasia sukses berbisnis.

Salah satunya, kata dokter yang juga influencer itu, dengan merangkul pegawai yang 50 persen di antaranya merupakan anak jalanan.

BACA JUGA: dr Tirta: Saya Paham kok Maksud Jerinx, Apesnya pas Diksi Saja

"Saya menemukan kesenangan tersendiri ketika pegawai dapat duit dari situ (usaha yang dimilikinya), apalagi sebagian dari mereka sebelumnya merupakan kaum marginal," katanya saat menjadi salah satu narasumber pada acara bincang bisnis sebagai rangkaian kegiatan "UKM Virtual Expo" yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah di Semarang, Senin (26/10).

Bahkan, pada saat pandemi COVID-19 di mana tidak sedikit pengusaha yang terpaksa memotong upah karyawannya bahkan beberapa waktu lalu sempat menunda pemberian tunjangan hari raya (THR), pria lulusan Fakultas Kedokteran (FK) UGM ini tidak sedikitpun melakukan pemotongan.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Harap UMKM dan Konsumen Sama-Sama Sadar Protokol Kesehatan

"Pelaku usaha itu butuh dana talangan. Saya tidak pernah mengurangi gaji, sedikitpun tidak ada potongan gaji, THR lancar bahkan H-7 sudah saya berikan. Ini karena saya selalu menyisihkan 10 persen dari omzet setiap bulan untuk digunakan sebagai dana talangan. Selama pandemi dana talangan ini yang digunakan untuk menggaji mereka," kata relawan COVID-19 ini.

Bahkan, dikatakannya, karyawan adalah stakeholder atau mitra paling kuat dalam perusahaan.

BACA JUGA: Nikita Mirzani Beber Alasan Menjadikan Ariel NOAH sebagai Fantasi

"Selama ini kesalahan paling besar pebisnis muda adalah mengambil laba terlalu besar lalu dibuat profit pibadi, sebetulnya ini salah. Ini menimbulkan kecemburuan sosial antara owner (pemilik) dengan pegawai. Misalnya pegawai gaji Rp2,5 juta, padahal dia sudah totalitas tapi gaji tidak naik-naik, besoknya owner beli mobil mewah. Ini membuat pekerja marah, akhirnya terjadi boikot, frontal," katanya.

Untuk meminimalisasi hal tersebut, pemilik tempat cuci sepatu Shoes and Care ini meminta agar pemilik usaha memberdayakan pegawai dan merangkul mereka.

"Dengan begitu kamu (pemilik usaha) akan menjadi pemimpin yang baik," katanya.

Selain memberdayakan pegawai, dikatakannya, pemilik usaha juga harus memiliki financial plan atau perencanaan keuangan yang baik, termasuk biaya listrik, rugi, dana talangan, riset dan pengembangan, biaya sewa tempat usaha, hingga keberadaan kompetitor.

"Jangan yang penting niat, perkaya juga kekuatan pikiranmu, belajar financial plan yang bagus. Seperti hitungan pajak, jangan kaget kalau suatu saat dapat surat dari pajak, kok segini. Padahal pajak UMKM hanya 0,5 persen, bahkan selama pandemi pajak UMKM dibayar oleh Negara," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler