Dokter Tirta: Terlalu Banyak yang Memberikan Pernyataan Soal Covid-19 Membuat Masyarakat Bingung

Rabu, 05 Januari 2022 – 22:38 WIB
Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta. Foto: Dedi Yondra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter Tirta Mandira Hudhi mengatakan adanya infodemik menyebabkan masyarakat bingung dalam menanggapi kondisi pandemi Covid-19. 

Dia menuturkan apabila masing-masing orang memberikan pernyataan mengenai Covid-19, maka yang terjadi ialah adanya infodemik atau banyaknya informasi yang beredar.

BACA JUGA: Dr Richard Lee Ditangkap Lagi, Dokter Tirta: Kawal Terus!

“Sehingga masyarakat menjadi bingung," kata Dokter Tirta dalam webinar Hasil Survei Nasional 2022 bertajuk "Anak Muda dan Covid-19: Berbhineka Kita Teguh, Ber-Hoax Kita Runtuh" yang diikuti di Jakarta, Rabu (5/1).

Dokter Tirta menjelaskan belajar dari pengalaman pada Senin (3/1) lalu, yang mana masyarakat dihebohkan dengan adanya Florona yang dianggap sebagai varian baru dari Covid-19, hal tersebut merupakan dampak dari banyaknya informasi dari media yang tidak sinkron dalam memberitakan suatu isu.

BACA JUGA: Dokter Tirta Berbagi Tips Menyembuhkan Anosmia Covid-19

Pada Florona, banyak pihak menyiarkan varian itu merupakan gabungan dari Covid-19 dengan influenza. 

Sama seperti Delmicron, yang sebelumnya dikatakan merupakan varian yang berasal dari gabungan Delta dan Omicron. 

BACA JUGA: Nicky Tirta Ungkap Keinginan Terakhir Vanessa Angel

Padahal, nama varian itu hanya berasal dari segelintir orang yang mengunggahnya ke media sosial.

Sama halnya dengan kebijakan karantina yang terus mendebatkan penetapan jumlah hari pada pelaku perjalanan. 

Meskipun kebijakan yang dibuat berdasarkan pada kondisi terkini, namun informasi yang berubah-ubah justru membingungkan.

Menurut Dokter Tirta, terlalu banyak pihak yang memberikan pernyataan soal Covid-19 justru membuat masyarakat bingung dalam menyaring mana berita yang akurat atau hoaks.

Akibatnya, ujar dia, masyarakat lebih memilih untuk mempercayai informasi yang beredar pada grup WhatsApp maupun Instagram.

Dalam hal ini, tidak hanya pengguna media sosial tetapi juga kementerian terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sekaligus sukarelawan dan penggiat media sosial yang fokus dalam penyebaran Covid-19, itu menyarankan pemerintah memutuskan kembali siapa pihak yang berkompeten dalam bidangnya dan sesuai lembaga yang menaunginya untuk mengumumkan situasi terkini dari virus corona. 

Selain itu, untuk juru bicara diharapkan pemerintah dapat meminta bantuan dari para ahli yang berkompeten pada bidangnya, serta bisa berkomunikasi dengan baik supaya edukasi pada masyarakat tersampaikan lebih baik lagi.

Menurutnya, penyampaian edukasi Covid-19 itu oleh orang-orang yang kompeten dan dalam satu organisasi atau kementerian saja. 

“Jika masing-masing orang memberikan pernyataan, yang terjadi adalah adanya infodemik atau banyaknya informasi yang beredar sehingga masyarakat bingung," paparnya. 

Dia mengatakan meskipun saat ini penduduk Indonesia sudah lebih pintar dan cermat dalam menanggapi sebuah berita, tetapi alangkah lebih baik bila para ahli juga membantu pemerintah dengan mengedukasi masyarakat melalui berbagai platform seperti media sosial yang ada.

Baik itu melalui Twitter atau siaran langsung Instagram, supaya dapat memberikan penerangan pada masyarakat.

Hal itu juga agar media sosial masyarakat lebih banyak berisi mengenai informasi akurat dan mencerdaskan dibandingkan dengan informasi yang bersifat sensasional ataupun hoaks tidak mendasar.

"Inilah yang harus kita perbaiki bersama untuk anak muda kita sekarang. Mungkin stigma anak muda percaya konspirasi tidak semua, saya percaya Indonesia masih punya harapan," kata Tirta. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler