jpnn.com - Seorang dokter asal Wales bernama Muhammad Mutaza terpaksa menjual mobilnya untuk membayar tagihan gim di iPhone.
Kisahnya itu bermula saat Dokter Mutaza mengizinkan putranya bernama Ashaz bermain gim di iPhone miliknya.
BACA JUGA: Dikabarkan Putus dengan Harris Vriza, Ria Ricis Ngakunya Begini
Anaknya yang berusia delapan tahun itu hanya diberi waktu sekitar 60 menit untuk bermain gim Dragons: Rise of Berk.
Namun dengan waktu yang ditentukan itu, Ashaz sukses membuat tagihan kartu kredit ayahnya itu melonjak mencapai USD 1.800 atau setara Rp261 juta lewat transaksi mikro di gim atau in app purchase.
BACA JUGA: Poco Rilis M3 Pro 5G di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya
Phone Arena, Kamis (1/7) melaporkan, dr Mutaza tentu tidak menyangka tagihan kartu kreditnya bakal membengkak.
Sebab, Dragons: Rise of Berk merupakan gim gratis.
BACA JUGA: Mengapa Pria Lebih Rentan Terkena Diabetes?
Hal itu yang membuat dia memberi izin anaknya untuk bermain gim tersebut.
Setelah ditelusuri, anaknya itu rupanya mengetahui password akun Apple ayahnya.
Ashaz melakukan 30 kali pembelian dalam gim dengan masing-masing sekitar USD 137 atau setara Rp1,5 juta.
Atas kejadian tersebut dr Mutaza langsung protes karena merasa diakai oleh Apple. Padalah, dia adalah konsumen Apple sejak 2005 lalu.
"Selamat Anda telah berhasil memeras anak saya. Anda telah menipunya," ujar Mutaza sambil bersumpah tidak akan mengeluarkan uang satu sen pun untuk memberi produk Apple.
Apple sebenarnya mengembalikan uang setelah dr Mutaza melayangkan protes, tetapi hanya USD 290.
Alhasil, untuk membayar tagihan tersebut dia harus menjual mobil Toyota untuk melunasinya.
Sebenarnya Apple menyarankan agar iPhone yang digunakan oleh anak di bawah 13 tahun harus diaktifkan opsi Ask to Buy.
Tujuannya, agar anak-anak tetap bisa mencari aplikasi, tetapi akan memberikan memperingatkan kepada orang tua saat anak membeli atau mengunduh aplikasi tersebut.
Namun dalam kasus ini, anak tersebut menggunakan ponsel ayahnya yang fitur Ask to Buy tidak diaktifkan. (ddy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian