jpnn.com - SURABAYA - Pantauan di lapangan tadi malam, jalanan di Gang Dolly memang padat. Tapi, bukan padat pengunjung. Melainkan padat orang berjaga-jaga dan para makelar yang menawarkan layanan esek-esek. Begitu ada satu tamu terlihat, dipastikan langsung menjadi rebutan para makelar.
Mereka menawarkan layanan lebih. Dengan tarif ngeseks Rp 90 ribu hingga Rp 125 ribu, mereka menawarkan keleluasaan waktu. "Pokoknya dijamin puas dan gak kesusu-susu (tergesa-gesa, red)," kata para makelar di sana, mempromosikan.
BACA JUGA: Dolly Masih Nekat Buka
Para PSK sendiri memilih pasrah dengan perkembangan yang ada. "Kami manut saja. Takut kalau ada apa-apa," terang Fani, salah seorang PSK di Wisma Madona. Bagaimana kalau ada gerebekan? Fani menggeleng lemah.
"Tidak ada gerebekan. Katanya, sudah ada yang berjaga. Tapi, kalau pun ada, paling saya dipulangkan," ucap PSK yang mengaku berasal dari Solo tersebut.
BACA JUGA: 9 Janda Muda dari Dolly Masuk Lampung
Para PSK yang manut tersebut memang rata-rata PSK yang masih mempunyai "utang" kepada pengelolanya. Sekedar diketahui, PSK yang baru memang biasanya dibelikan baju, kosmetik, dan segala kebutuhannya seperti kasur, sprei, bantal, dan uang pegangan.
Ditambah dengan uang transport mereka dari daerah asal ke Dolly berikut fee para makelar para Wisma. Untuk semua kebutuhan tersebut, PSK baru bisa mempunyai utang hingga Rp 15 juta.
BACA JUGA: Terbuka, Peluang Honorer K2 Asli di Aceh jadi CPNS
Inilah faktor yang membuat para PSK tersebut "terikat" dengan wismanya. Tak ada pilihan lain untuk menurut, karena kalau melawan mereka pasti juga akan kalah. Apakah setelah Lebaran nanti juga akan kembali ke Dolly? Fani mengaku tidak tahu.
"Kemungkinan besar kembali, apalagi kalau disuruh. Karena, saya mau bekerja apa lagi?" katanya. (ano/shy/eko/jun/git/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov Tunggu Surat Resmi tentang Jatah Formasi CPNS
Redaktur : Tim Redaksi