Domestik Kuat, Poros Maritim Dunia Pasti Terealisasi

Senin, 26 Februari 2018 – 20:25 WIB
Staf Khusus Presiden RI Diaz Hendropriyono. Foto: Ist

jpnn.com, PERTH - Staf Khusus Presiden RI Diaz Hendropriyono mengatakan, visi poros maritim dunia (PMD) bertujuan agar Indonesia menjadi negara besar. Sejumlah langkah sudah diambil Presiden Joko Widodo untuk mencapai tujuan tersebut.

"Bagaimana kita akan merealisasikan PMD? Pertama-tama kita menguatkan sektor domestik, baik pendidikan, ekonomi, dan lainnya, sebagai fondasi PMD," ujar Diaz dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (26/2).

BACA JUGA: Fadli Zon: Kami Berdua Saja Bisa Menang

Diaz menyampaikan hal tersebut saat berbicara dalam diskusi Poros Maritim Dunia: Mengkaji Kebijakan, Strategi, dan Posisi Indonesia di Perth, Australia. Acara ini diselenggarakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Australia.

Presiden Jokowi, ungkap Diaz, selalu bilang bahwa dunia berubah dengan cepat dan jangan sampai kita tertinggal. Kompetisi menjadi lebih sengit sehingga kita mesti meninggalkan rutinitas, berubah, dan berinovasi.

BACA JUGA: Fadli Zon Tak Mau Haji Prabowo Subianto Jadi Cawapres Jokowi

Perubahan telah dimulai pemerintah dengan infrastruktur laut, darat maupun udara. Anggaran infrastruktur telah meningkat hingga Rp 409 triliun.

Buruknya infrastruktur selama ini mencegah pembangunan masuk ke wilayah seperti di Papua. Kehadiran jalan di provinsi ujung timur Indonesia it akan diikuti listrik, internet, dan pembangunan lain yang memajukan.

BACA JUGA: Syukur Kalau AHY jadi Pendamping Jokowi di Pilpres 2019

Tanpa infrastruktur yang baik, tidak akan terjadi pembangunan. "Terkait infrastruktur laut, dwelling time telah menurun dan kini hanya 4,1 hari. Menurut data Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), biaya logistik Indonesia menurun dari 25,7% PDB (2013) menjadi 22,1% PDB (2018). Artinya, rakyat akan menikmati penurunan harga akibat dari menurunnya biaya distribusi barang," ungkap Diaz.

Presiden, lanjut dia, telah berhasil menurunkan inflasi dari 8,36% (2014) menjadi 3,61% (2017), tingkat kemiskinan dari 10,96% (2014) menjadi 10,12% (2017), dan rasio gini dari 0,414 (2012) menjadi 0,393 (2017).

Sementara itu, presiden telah meningkatkan pertumbuhan perekonomian dari 4,79% (2015) menjadi 5,09% (2017), indeks daya saing dari peringkat ke-41 (2016) menjadi ke-36 (2017) dunia.

Dan yang terakhir, tambah dia, peringkat kemudahan berbisnis dari ke-106 (2015) menjadi ke-72 (2017), dan rating kredit Indonesia.

"Dengan semua perbaikan di tataran domestik tersebut, Indonesia akan lebih siap bersaing di tataran global dan mewujudkan cita-cita PMD, menjadi poros maritim dunia," tandas Diaz.

Dalam kesempatan sama, Wakil Duta Besar Australia Derry Aman menyampaikan, sejak PMD dicanangkan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah membangun 31 kerja sama maritim dengan 20 negara.

Sejak 2015, Indonesia berhasil mendorong kerja sama maritim menjadi fokus KTT Asia Timur (East Asia Summit).

"Indonesia juga semakin aktif mempromosikan penyelesaian konflik maritim dengan damai, termasuk di Laut Tiongkok Selatan," ujarnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Pak JK Terganjal, Jokowi-Prabowo Lebih Ideal


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler