Lewat bukunya, Dominic Brian ingin berpesan kepada para orang tua: jawablah semua pertanyaan anak Anda, tentang apa saja. Daya ingatnya super bukan karena dia genius, tapi dilatih.
Panji Dwi Anggara, Surabaya
JIKA dibesarkan dengan celaan, anak akan belajar memaki. Namun sebaliknya, jika dibesarkan dengan ketenteraman, dia akan belajar berdamai dengan pikiran.
Dominic Brian menenggak segelas air putih yang disajikan di meja di depannya. "Ini memang sudah menjadi semacam ritual. Sebelum menebak angka, saya harus minum air terlebih dahulu. Itu sedikit banyak bisa membuat saya lebih berkonsentrasi," kata sulung di antara dua bersaudara tersebut setelah meminum segelas air.
Senin lalu (2/7), saat berkunjung ke markas redaksi Jawa Pos di Graha Pena Surabaya, pemegang tiga rekor dunia dalam hal daya ingat tersebut memang akan diuji Jawa Pos. Empat puluh angka sudah ditulis secara acak di selembar kertas putih.
Ternyata benar, kelar minum air, lalu menengok deret angka yang disusun Jawa Pos hanya dalam 20 detik (dihitung dengan stopwatch), Brian pun dengan lancar mampu menceritakan ulang deretan angka itu secara tepat.
"03, 27, 63, 47, 21, " 57, 05," katanya dengan ekspresi dingin. "Dibalik juga bisa. Saya ulang ya. 05, 57, 07, 24, 85, " 27, 03," imbuhnya, lagi-lagi dengan tepat dan tanpa salah sedikit pun.
Angka-angka itu memang dikelompokkannya menjadi dua. Misalnya, rangkaian angka 03276347210896280686, dia pecah menjadi 03, 27, 63, 47, 21, 08, 96, 28, 06, 86. Tak cuma itu, remaja kelahiran Surabaya, 26 November 1996, tersebut secara tepat mampu mengingat di deret mana sebuah angka berada.
Pada deret angka yang disusun Jawa Pos tadi, misalnya, Brian dengan persis menyebut angka 63 berada di baris pertama kolom ketiga. "Di deretan angka yang dibuat juga terdapat 07 tiga kali," tebaknya. Setelah dicek, memang benar.
Menurut penyuka junk food tersebut, dirinya mampu menebak dan mengingat angka bukan karena genius. "Ini semua bisa dipelajari. Asal telaten dan tidak mudah menyerah," kata kakak Gabriela Galice tersebut.
Gidion Hindarto, sang ayah yang bersama sang ibu, Debora Intan, yang turut menemani Brian berkunjung, membenarkan. Menurut Gidion, kelebihan Brian dalam daya ingat sudah mulai terlihat saat memasuki usia tiga tahun dan terus berkembang karena dilatih.
Salah satunya, Brian -yang dilahirkan secara dramatis karena sang ibu mengalami kecelakaan parah saat kandungannya berusia delapan bulan itu- sering diajak berjalan-jalan. Gidion dan Debora juga menjawab berbagai pertanyaan tentang apa saja yang diajukannya.
"Jadi, ini sebuah pesan juga kepada orang tua, kalau anak kecil banyak bertanya, jawab saja. Contohnya, pada usia tiga tahun Brian sering tanya logo mobil atau logo bank. Ternyata itu dia simpan dalam memori otaknya," katanya.
"Kami saja sampai kaget waktu sedang jalan-jalan dia menunjuk mobil sambil ngomong itu mobil Toyota," lanjut Gidion sambil tersenyum.
Nah, bagaimana bakat Brian mulai tumbuh, berkembang, hingga kemudian memecahkan tiga rekor dunia itulah yang kini dituangkan dalam bentuk buku bertajuk Dominic Brian: Kisah Bocah Pemegang 3 Rekor Dunia "Daya Ingat".
Buku bersampul kuning tersebut ditulis Brian bersama sang ayah. "Terlintas pikiran membuat buku pada 2010 lalu. Namun, baru terealisasi pada awal 2012," tutur Brian.
Salah satu yang memotivasinya adalah kutipan dari penulis Dorothy Law Nolte di atas yang juga bisa ditemukan di bagian awal bukunya. "Saya ingin semakin banyak orang tua yang peduli dan mendukung anak-anaknya," ungkap Brian yang menempuh pendidikan secara homeschooling itu.
Gidion mengingat, setelah terus diasah, begitu memasuki usia lima tahun, atas saran seorang temannya, Brian didaftarkan untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan wakil Muri. Tanpa kesulitan, Brian berhasil memecahkan rekor pertamanya. Yakni, mengingat seratus angka dalam waktu 15 menit.
Agar lebih mudah dalam mengingat, Brian berusaha menjadikan angka-angka itu sebagai cerita. Angka 03, misalnya, dia identikkan dengan gambar hantu. Angka 27 dengan gambar gunung.
"Jadi, kalau ada deretan 03 dan 27, saya anggap ada hantu yang berasal dari gunung, kemudian digabung dengan angka-angka lain membentuk suatu cerita. Jadi, mudah untuk diingat," jelasnya.
Tujuh tahun berselang dari rekor pertama, Brian memperbaiki catatan waktu rekor tersebut. Levelnya pun lebih tinggi: masuk Guinness World Records untuk kategori "Mengingat Angka Terbanyak dalam 60 Detik". "Tentu tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaan ini. Bangga dan haru menjadi satu. Rasanya persiapan dan latihan tujuh tahun tidak sia-sia," kenang Gidion.
Setelah pecahnya rekor dunia itu, secara berurutan rekor-rekor lain mengikuti. Yakni, rekor Muri untuk "Mengingat 52 Kartu dalam 100 Detik". Rekor Guinness World Records untuk "Mengingat 216 Biner dalam 1 Menit". Terakhir, rekor dunia Record Holders Republic untuk "Mengingat 90 Angka dan Menyebutkan, Baik secara Acak maupun Terbalik, tanpa Salah dalam 1 Menit".
Kini, setelah berbagai rekor membanggakan tersebut sudah di tangan, Brian ingin mewujudkan cita-cita yang terpendam. Yakni, menjadi penulis dan komikus. "Buku pertama sudah jadi, tinggal komiknya," ucapnya.
Untuk komik, pencinta musik pop itu mengatakan sudah menyiapkan naskah cerita untuk ratusan seri. "Ini karena sudah terbiasa merangkai cerita saat menghafal angka. Jadinya, saat mengarang komik pun menjadi lebih mudah," lanjut Brian sembari mengatakan komiknya akan terbit pada tahun ini juga.
"Saya berharap, karya-karya yang ada ini tidak hanya mampu mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia, tapi juga dapat sharing ilmu dan menginspirasi orang lain," ujarnya. (*/c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Eva Kusuma Sundari yang Bersuami Diplomat Timor Leste
Redaktur : Tim Redaksi