JAKARTA - Untuk pertama kalinya komunitas guru ikut dalam aksi "May Day" yang diperingati setiap tanggal 1 Mei. Hebatnya lagi, aksi May Day hari ini, Rabu (1/5) bahkan, untuk pertama kalinya pula aksi May Day mencantumkan isu pendidikan.
Keikutsertaan para guru yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Aliansi Revolusi Pendidikan (ARP) mendukung May Day diwarnai dengan pemasangan sejumlah spanduk di beberapa kawasan di Ibukota.
Menurut Presidium FSGI, Guntur Ismail, spanduk yang mereka pasang sudah mensinergikan antara Hari Buruh Sedunia yang diperingati tiap 1 Mei dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei.
“Dalam Angaran Dasar FSGI telah mencantumkan klausul bahwa guru adalah profesional sekaligus pekerja, itulah mengapa kami ikut turun ke jalan bersama buruh dalam peringatan hari buruh sedunia”, ujar Guntur Ismail, Presedium FSGI.
Adapun isu besar yang diangkat FSGI dan ARP dalam aksi May Day yang tetap dikaitkan dengan isu pendidikan, yakni Tolak Kebijakan Pendidikan yang Memperbodoh Rakyat berupa Ujian Nasional, Kurikulum 2013, dan Komersialisasi Pendidikan.
“FSGI bersama ARP mendukung aksi May Day pada 1 Mei, dan pada 2 Mei besok komunitas buruh juga akan ikut aksi “Hardiknas” yang akan dikosentrasikan di Kemendikbud paginya dan siangnya bergerak ke istana negara," jelas Guntur.
Sementara itu Sekjen FSGI, Retno Listyarti mengatakan, isu pendidikan juga diangkat komunitas buruh karena anak-anak mereka kerap kali menjadi korban dari kebijakan-kebijakan pendidikan yang tidak berkualitas dan berkeadilan.
Keikutsertaan para guru yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Aliansi Revolusi Pendidikan (ARP) mendukung May Day diwarnai dengan pemasangan sejumlah spanduk di beberapa kawasan di Ibukota.
Menurut Presidium FSGI, Guntur Ismail, spanduk yang mereka pasang sudah mensinergikan antara Hari Buruh Sedunia yang diperingati tiap 1 Mei dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei.
“Dalam Angaran Dasar FSGI telah mencantumkan klausul bahwa guru adalah profesional sekaligus pekerja, itulah mengapa kami ikut turun ke jalan bersama buruh dalam peringatan hari buruh sedunia”, ujar Guntur Ismail, Presedium FSGI.
Adapun isu besar yang diangkat FSGI dan ARP dalam aksi May Day yang tetap dikaitkan dengan isu pendidikan, yakni Tolak Kebijakan Pendidikan yang Memperbodoh Rakyat berupa Ujian Nasional, Kurikulum 2013, dan Komersialisasi Pendidikan.
“FSGI bersama ARP mendukung aksi May Day pada 1 Mei, dan pada 2 Mei besok komunitas buruh juga akan ikut aksi “Hardiknas” yang akan dikosentrasikan di Kemendikbud paginya dan siangnya bergerak ke istana negara," jelas Guntur.
Sementara itu Sekjen FSGI, Retno Listyarti mengatakan, isu pendidikan juga diangkat komunitas buruh karena anak-anak mereka kerap kali menjadi korban dari kebijakan-kebijakan pendidikan yang tidak berkualitas dan berkeadilan.
Berikut 5 tuntutan guru dan komunitas pendidikan (ARP) dalam aksi “May Day” tahun ini:
1. Tuntutan kesejahteraan dan perlindungan kerja bagi guru
2. Hapuskan diskriminasi di kalangan guru
3. Upah layak bagi seluruh guru, termasuk guru-guru swasta dan guru honor
4. Beri kebebasan guru untuk berorganisasi dan memilih organisasi profesi sesuai hati nuraninya
5. Hentikan segala bentuk intimidasi bagi para guru yang memperjuangkan hak-haknya dan hak anak didiknya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentrok Aparat dengan Massa, Rugikan Cagub dari Polri
Redaktur : Tim Redaksi