jpnn.com, WASHINGTON - Teori konspirasi bahwa virus corona lahir di sebuah lab di Wuhan, Tiongkok, kembali mendapat angin setelah Donald Trump mengungkitnya dalam sebuah konferensi pers, Rabu (15/4). Presiden Amerika Serikat itu mengaku akan mengerahkan sumber daya pemerintahnya untuk menyelidiki kebenaran teori tersebut.
Fox News sebelumnya melaporkan bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan, tetapi tidak dimaksudkan sebagai senjata biologis, melainkan sebagai bagian dari upaya Tiongkok untuk menunjukkan bahwa upayanya untuk mengidentifikasi dan memerangi wabah sama atau lebih besar dari kemampuan Amerika Serikat.
BACA JUGA: Trump Setop Pendanaan, Anak Buah Malah Sanjung WHO
Laporan itu dan yang lainnya menyebutkan lemahnya standar keselamatan di laboratorium Wuhan tersebut menyebabkan seseorang terinfeksi dan menyebarkannya ke pasar basah terdekat.
Dalam konferensi pers, ketika ditanya tentang laporan virus yang lepas dari laboratorium Wuhan, Trump mengatakan bahwa ia mengetahui hal tersebut.
BACA JUGA: Keras! Iran Sebut Tindakan Presiden AS Trump Adalah Kejahatan Kemanusiaan
"Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi saat ini," katanya.
Ditanya apakah dia telah membahas laboratorium Wuhan dalam percakapannya dengan Presiden Xi Jinping, Trump berkata: "Saya tidak ingin membahas apa yang saya bicarakan dengannya tentang laboratorium, saya hanya tidak ingin membahas, itu tidak pantas sekarang."
BACA JUGA: Tindakan Donald Trump Sangat Memalukan, Bumerang Bagi Amerika
Trump dan pejabat lainnya telah menyatakan kecurigaan mendalam terhadap Tiongkok, yang secara resmi menyatakan jumlah kematian dari virus sekitar 3.000 orang sementara Amerika Serikat memiliki jumlah kematian lebih dari 20.000 dan angka itu terus meningkat.
Dia mengatakan Amerika Serikat memiliki lebih banyak kasus "karena kami melaporkan lebih banyak."
"Apakah Anda benar-benar percaya dengan angka-angka yang dilaporkan Beijing bahwa mereka hanya memiliki beberapa jumlah kasus positif COVID-19 dan kasus kematian; apakah ada yang benar-benar percaya itu?" ujar Trump. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil