Donald Trump Nyaris Memicu Perang Dahsyat di Timur Tengah, Untung Ada Bapak-Bapak Ini

Selasa, 17 November 2020 – 20:21 WIB
Presiden AS Donald Trump di Cabinet Room Gedung Putih, di Washington, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/AWW/djo

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump ternyata berniat membombardir fasilitas nuklir utama milik Iran. Untungnya, para penasihat politikus Partai Republik itu berhasil membujuknya untuk tidak mengeksekusi rencana tersebut.

Sumber di pemerintahan AS menyebutkan bahwa Trump melontarkan wacana tersebut di kantornya pada Kamis (12/11) lalu.

BACA JUGA: Ratusan Paspampres Amerika Kena COVID-19 Gegara Mengawal Donald Trump

Ketika itu hadir Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Pejabat Menteri Pertahanan Christopher Miller, Jenderal Mark Milley.

Menurut sumber tersebut, para penasihat membujuk Trump agar tidak mengambil keputusan penyerangan karena berisiko menimbulkan konflik yang lebih luas.

BACA JUGA: Kemenangan Biden Makin Tebal, Trump Menyampaikan Sebuah Isyarat

"Dia (Presiden Trump) mengajukan opsi. Mereka (para penasihat Trump) memaparkan skenario dan ia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan hal itu," ujar pejabat tersebut.

Gedung Putih menolak berkomentar mengenai hal ini.

BACA JUGA: Tiongkok Akhirnya Percaya Donald Trump Kalah di Pilpres AS 2020

Selama empat tahun kepemimpinan, Trump telah mengambil kebijakan yang agresif untuk menentang Iran, keluar dari perjanjian nuklir pada 2018, serta berkali-kali menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap republik Islam itu.

Permintaan penyerangan oleh Trump kali ini muncul satu hari setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan laporan yang menyebut Iran telah selesai memindahkan kucuran pertama dari pembangkit di atas permukaan tanah ke situs pengayaan uranium di bawah tanah, yang merupakan suatu pelanggaran terbaru atas perjanjian nuklir Iran.

Pasokan uranium-yang-diperkaya milik Iran kini mencapai 2,4 ton--jauh dari batas 202,8 kilogram yang disepakati. Iran memproduksi 337,5 kilogram uranium pada kuartal III 2020, lebih sedikit dari catatan IAEA pada dua kuartal sebelumnya, yakni 500 kilogram.

Pada Januari lalu, Trump memerintahkan serangan drone di bandara Baghdad, yang menewaskan pemimpin militer Iran, Jenderal Qassem Soleimani.

Setelahnya, Trump menghindari konflik militer yang lebih luas lagi serta berupaya menarik pasukan AS dari sejumlah titik konflik dunia dengan berjanji menyudahi hal yang ia sebut "perang tak berujung".

Dan jika jadi dilakukan, serangan AS ke situs nuklir utama Iran di Natanz dapat menimbulkan konflik di kawasan serta memberikan tantangan serius bagi kebijakan luar negeri Joe Biden nantinya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler