Donggi Sonoro Terancam Ditinggal Pembeli

Selasa, 04 Mei 2010 – 08:38 WIB
JAKARTA – Nasib gas Donggi-Senoro makin tak jelas jika pemerintah tetap bertindak lambatPasalnya, tiga calon pembeli gas dari lapangan Senoro Matindok itu mengancam mundur jika pemerintah hingga Juni nanti tak segera mengirimkan sinyal terkait kelanjutan proyek itu

BACA JUGA: KPPU Putuskan Kartel Fuel Surcharge

“Mereka memberi deadline kepada pemerintah bulan depan untuk kepastian soal ini,” kata Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Bagus Setiardja di Jakarta.

Seperti diketahui, Konsorsium Dongi-Senoro (DS LNG) telah menerima tiga calon pembeli gas dari lapangan Senoro Matindok Sulawesi Tengah
Ketiganya yakni, Kyushu Electric Power Co Inc, Korean Gas Corp (Kogas), dan Chubu Electric Power

BACA JUGA: Dukung Pembangunan Pulau Seribu



Chubu telah memiliki kontrak pembelian 1 juta Metric Ton per tahun untuk 15 tahun, sedangkan Kyushu dan Kogas akan menyerap LNG yang sebelumnya akan dibeli Kansai sebanyak 1 juta metric ton per tahun
Seamentara Kyushu, berencana menyerap 0,3 juta metrik ton per tahun dan Kogas 0,7 juta metrik ton per tahun

BACA JUGA: Hypermart Incar Sertifikat Food Securuty

Dengan lama kontraknya sekitar 15 tahun.

Bagus mengaku, bahwa Konsorsium Donggi-Senoro (DS LNG) hingga saat ini masih menunggu keputusan pemerintah soal kelanjutan proyek itu nantinya mana yang terbaik.Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, pemerintah seharusnya konsisten dan menggunakan seluruh data, perhitungan, dan kajian yang ada serta keputusan awal dimana gas Donggi-Senoro sebagian besar untuk ekspor

Dengan berlarut-larutnya pengambilan keputusan oleh pemerintah, kata Rakhmanto, wajar jika ketiga calon pembeli itu mengancam mengundurkan diriApabila ancaman itu terjadi akan berpotensi menjadikan proyek Donggi-Senoro menjadi mentah kembali“Jika tidak kunjung ada kepastian dan kalau itu terjadi, proyek ini bisa mentah kembali,” ujarnya.

Dia meminta, supaya pemerintah berani mengembalikan proyek Donggi-Senoro kepada posisi semulaSebab, pemerintah sejak semula sebenarnya telah memutuskan proyek Donggi-Senoro sebagian besarnya untuk ekspor“Jika dipaksakan untuk domestik, nantinya tidak bisa diserap saat ini sehingga berisiko pada batalnya proyek,” paparnya

Proyek Donggi-Senoro menjadi tak pasti lantaran gebrakan dimasa Wapres Jusuf Kalla yang menyetop kontrak baru eskpor gas dari semula untuk ekspor menjadi domestikKebijakan ini penting untuk menjaga citra Indonesia sebagai salah satu eksportir gas terkemukaNiat JK ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Mengatasi kisruh ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa turun tangan dan merekomendasikan kombinasi domestik dan ekspor untuk alokasi gas tersebutSurat resmi bernomor S-36/M.EKON/03/2010 kepada Wapres Boediono tertanggal 8 Maret 2010 yang menyatakan pihaknya setuju dengan usulan Menteri ESDM Darwin Saleh yakni pengembangan gas Senoro menggunakan opsi kombinasi ekspor dan domestik untuk kebutuhan industri pupuk dan PLN.

Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR Sutan Bathoegana mengatakan saat ini keputusan proyek Donggi-Senoro di tangan Wapres BoedionoMenurutnya, proyek Donggi-Senoro sudah seharusnya mulai berjalan“Kalau Wapres belum mengambil keputusan, Presiden harus bersikap,” katanyaSementara itu, anggota DPRD Sulawesi Tengah Nawawi Sang Kilat mengungkapkan, proyek LNG Donggi-Senoro diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan daerah Banggai, Sulawesi TengahProyek itu ditaksir bakal meningkatkan APBD hingga Rp 1,2 triliun dari APBD Sulteng saat ini yang mencapai Rp 1,1 triliun(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Karyawan Toko Belum Tahu


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler