Doni Monardo Menahan Haru

Pidato Ilmiah Penganugerahan Gelar Honoris Causa

Sabtu, 27 Maret 2021 – 21:16 WIB
Letjen TNI Doni Monardo menahan haru saat menyampaikan pidato ilmiah pada penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University di Gedung Graha Widya Wisuda IPB University, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/3/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo resmi menyandang gelar doktor kehormatan atau honoris causa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Sabtu (27/2).

Doni Monardo menahan haru saat menyampaikan pidato ilmiah berjudul "Model Tata Kelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan" yang dibacakan di Gedung Graha Widya Wisuda IPB University, serta disiarkan secara langsung melalui YouTube TV IPB, Sabtu.

BACA JUGA: Bersama Bu Mega, Doni Monardo Bisa Menghabiskan Berjam-jam Tanpa Terasa

"Saya akan mempertanggungjawabkan penghargaan dan kepercayaan yang diberikan oleh IPB ini. Gelar doktor kehormatan ini menjadi energi baru bagi saya terus konsisten membantu menyelamatkan lingkungan dan sumber daya alam Indonesia," ucap Doni seraya tertunduk menahan rasa haru.

Doni dalam pidato ilmiah itu menceritakan perjalanan kariernya sebagai seorang prajurit TNI yang senantiasa memberikan kontribusi pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

BACA JUGA: Doni Monardo Menunduk Lalu Terima Gelar Honoris Causa IPB

Kontribusi tersebut dilakukan Doni dalam berbagai penugasan, mulai saat bertugas di Aceh, Danrem 061/Surya Kencana Bogor, Danjen Kopassus, Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam III/Siliwangi, sekretaris jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) hingga kini kepala BNPB.

Pengalaman Doni Monardo selama berlatih di hutan serta penugasan operasi militer, mendorong kecintaanya terhadap berbagai jenis pohon.

BACA JUGA: Pesan Pak Doni Monardo: Bencana Bukan untuk Diratapi, tetapi Dimitigasi

Hal itu dibuktikan dengan kegiatan menanam pohon di Brigade Infantri Para Raider III/Tri Budi Sakti, Kariango Sulawesi Selatan, hingga meluas ke berbagai daerah di Indonesia.

Doni mengembangkan kebun bibit di Rancamaya, Bogor, Jawa Barat dengan menanam 100 ribu bibit tanaman trembesi hingga berlanjut ke Jakarta, Cianjur, dan Sukabumi, Jawa Barat, serta Kota Kudus, Jawa Tengah.

Doni menginisiasi pendirian Paguyuban Budi Daya Trembesi (Budiasih) di Sentul, Bogor, Jawa Barat yang kini memproduksi lebih dari 20 juta pohon, termasuk tanaman langka yang dibagikan ke berbagai daerah hingga Timor Leste.

Saat mengemban tugas sebagai Pangdam XVI/Pattimura, Doni menangani kerusakan ekosistem lingkungan akibat limbah merkuri dari penambangan emas liar di Gunung Botak, Maluku.

"Sampai akhirnya Gunung Botak ditutup pada tanggal 14 November 2015 berkat kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemda, Polda, masyarakat dan teman media," katanya.

Kiprah lainnya adalah mendamaikan konflik melalui Program Emas Hijau dan Emas Biru dengan strategi menyeimbangkan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.

"Masalah kesejahteraan dapat berdampak pada ketidakstabilan sosial dan keamanan. Inilah yang menjadi salah satu akar konflik berkepanjangan di Maluku," katanya.

Program Emas Hijau dan Emas Biru adalah upaya memangkas ketimpangan sosial sehingga berhasil merajut kembali rasa persaudaraan Pela dan Gandong di Maluku.

Saat menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi, Doni kembali berkiprah dalam program penanggulangan Sungai Citarum yang saat itu dikenal sebagai sungai terkotor di dunia.

Prajurit Pangdam III/Siliwangi bersama masyarakat Jawa Barat menggagas kegiatan bertajuk Citarum Harum sebagai upaya penuntasan kerusakan ekosistem sungai. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler