jpnn.com, BENGKULU - Bunyi pintu terbuka membuat Aiptu BS, 43, terbangun. Saat itu menunjukkan pukul 03.30 WIB, Rabu (26/4).
Kanit Provos Polsek Ratu Agung tersebut menduga ada pencuri masuk ke dalam rumahnya di Jalan Sumatera 5, RT 04, RW 05, Kelurahan Sukamerindu, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.
BACA JUGA: Kena Razia Surat Tidak Lengkap? Jangan Takut, Tinggal Bayar Tilang Saja
Dia lalu berinisiatif amil senjata api yang diduga disimpan di dalam kamarnya.
Kondisi dalam rumah cukup gelap. Melihat ada sesosok tubuh di ruang tengah, Aiptu BS menyangka pencuri.
BACA JUGA: Polisi Berondong Mobil Sekeluarga, Atasan Mendapat Sorotan
Timah panas ditembakkan dari pistolnya. Dor!
Ketika didekati, betapa kagetnya Aiptu BS. Ternyata yang tersungkur di lantai bukannya maling, melainkan anak bungsunya, Bagas Alfravigo, 14.
BACA JUGA: Maling Burung di Rumah Anggota TNI Terekam CCTV, tapi...
Berdasar informasi yang dihimpun, peluru mengenai lengan kanan dan tembus ke dada.
Panik, Aiptu BS membawa anak bungsunya itu ke RS Bhayangkara dengan menggunakan Toyota Avanza.
Saat dimintai konfirmasi, Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta menegaskan, pada prinsipnya kejadian tersebut adalah sebuah kecelakaan.
Sebab, Aiptu BS menduga ada pelaku tindak pidana yang masuk ke rumahnya.
''Itu kan kita sudah tahu semua. Kasus tersebut masih dalam penanganan, jadi kita lihat nanti. Yang jelas, setelah melakukan penembakan, anggota kami sadar ternyata itu anaknya. Bersama istrinya, dia langsung membawa korban ke RS Bhayangkara. Selanjutnya, dia (BS, Red) menyerahkan senjata,'' ungkap Ardian.
Sumber Rakyat Bengkulu menyatakan, saat kejadian dalam rumah, ada istri Aiptu BS, Susi Eka Putri, yang sekamar dengannya di ruang tidur bagian depan.
Lalu, Bintang -anak sulungnya- sekamar dengan Bagas di kamar sebelah kiri.
Diduga, Bagas terbangun hendak buang air kecil menuju ke kamar mandi yang letaknya di bagian belakang.
Suara derit pintu kamar Bagas dan pintu kamar mandi itulah yang membangunkan Aiptu BS.
Dia menduga ada pencuri masuk ke dalam rumah.
Selama di perjalanan Bagas masih bernapas. Namun, kala tiba di rumah Sakit Bhayangkara sebelum Subuh, pihak medis menyatakan bahwa Bagas sudah meninggal.
Dalam keadaan shock berat, BS menyerahkan senpi yang digunakan untuk menembak anaknya kepada seorang petugas.
Sekitar pukul 05.30, BS pulang ke rumah dan meninggalkan mobil. BS keluar membawa tas dan mengendarai Honda Revo.
Dia sempat ke rumah temannya. Info terakhir, dia mendatangi keluarga mertuanya di Desa Karang Tinggi.
Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Yovianes Mahar menganggap kejadian tersebut sebagai kecelakaan.
''Sementara ini kami masih menganggap itu suatu kecelakaan. Sebab, dia tidak mengira bahwa itu adalah anaknya,'' jelasnya.
Lebih jauh, Yoviaes yang dua hari lagi sertijab di Mabes Polri tersebut tidak mau berkomentar, termasuk saat ditanya apakah anggotanya itu akan mendapatkan sanksi atau tidak.
''Kami belum tahu. Kita lihat nanti. Sekali lagi, yang jelas peristiwa tersebut adalah suatu kecelakaan yang pasti tidak diinginkan terjadi oleh semua orang, termasuk kami,'' katanya.
Yoviaes mengimbau seluruh anggota Polri di Provinsi Bengkulu untuk tidak ceroboh dalam menghadapi situasi apa pun.
''Dari kejadian itu, kita ambil pelajaran bahwa dalam menghadapi situasi apa pun kita harus sadar dan tenang. Harus mengetahui dan memastikan situasi seperti apa yang kita hadapi. Baru setelah itu melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan SOP. Kejadian tersebut nanti kami periksa dan evaluasi. Saya belum tahu apa masalah kejadian itu, karakter pemegang senpi tersebut bagaimana, dan hasil olah TKP-nya seperti apa. Saya belum tahu,'' terang Yovianes.
Tewasnya Bagas karena ditembak papanya, Aiptu BS, mengejutkan banyak pihak.
Sehari-hari Aiptu BS dikenal warga dan teman-teman sebagai sosok yang baik, tak pernah keras dengan anak, dan selalu mendidik anak dengan lembut.
''BS orang yang baik. Tidak neko-neko dan tidak pernah membuat masalah. Dia sosok ayah yang baik. Merokok saja tidak,'' imbuh Sukarmandi, anggota Polres Bengkulu.
Secara terpisah, Ketua RT 04 Riskan membenarkan bahwa BS adalah sosok yang patut dicontoh.
''Kami, warga, tak bisa bicara apa-apa lagi. Tahu kejadian tersebut baru pagi tadi, Bagas sudah meninggal. Kami tidak percaya hal itu terjadi kepada warga saya. Terasa mimpi. Soalnya, BS bukan orang tua yang keras. Mengajari anak-anaknya saja lembut dan sangat bijaksana,'' tuturnya. (rif/dtk/tew/c22/ami/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ckck..Lihai Banget Jadi Maling di 27 Lokasi
Redaktur & Reporter : Natalia