Dor! Anak Buah Teroris Santoso Mampus, Begini Kronologinya

Selasa, 26 April 2016 – 08:20 WIB
Foto ilustrasi dok.Jawa Pos Group

jpnn.com - JAKARTA - Seorang anggota Kelompok Santoso dipastikan tewas ditembak petugas kepolisian di Desa Patiunga, Sulawesi Tengah. Sebuah bom lontong dan sebuah parang diamankan dari anggota kelompok Santoso tersebut.

Kronologinya, Minggu (24/4) pukul 18.30 ada lima orang yang diduga anggota Kelompok Santoso melewati sebuah kos-kosan. 

BACA JUGA: Yohana: Sebenarnya Tanggung Tawab Kementerian Agama

Salah satu penghuni kos itu merupakan Brigadir Ardi anggota intel Polsek Poso Pesisir Selatan (PPS). Ardi mengajak petugas piket Polsek PPS Brigadr Warno mengejar mereka.

 Ternyata saat dikejar, hanya satu orang yang terlihat. Karena masih ragu, keduanya bertanya pada satu orang itu, ”Dari mana Pak?”. Namun, pertanyaan itu langsung dijawab dengan acungan parang dan dia terlihat merogoh sakunya. ”Akhirnya, keduanya terpaksa menembak dia hingga tewas,” ujar Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Agus Rianto. 

BACA JUGA: Dituding Memberlakukan Istimewa pada Samadikun Hartono, Jaksa Agung Bilang Begini

Setelah diperiksa, ternyata selain membawa parang, anggota Santoso cs ini membawa sebuah bom lontong. Saat ini jenasahnya sedang diperiksa di Rumah Sakit Bhayangkara Palu dan empat orang lainnya juga sedang dikejar. ”Semoga identitas yang tewas ini dapat segera diketahui,” jelasnya.

Mengapa penegakan hukum harus menewaskan mereka? Dia menjelaskan, kepolisian berupaya melakukan penegakan hukum, namun bila ternyata terdapat perlawanan yang membahayakan jiwa petugas, tentu dengan terpaksa harus dilumpuhkan. ”Akhirnya, mau tidak mau terduga anggota Santoso itu tewas,” ujarnya.

BACA JUGA: Ya Ampun, Sudah Sebanyak Ini Bocah Indonesia Pengakses Situs Begituan

Apalagi, selama ini kebanyakan anggota kelompok teror selalu berupaya tidak tertangkap hidup-hidup. Buktinya, banyak yang berupaya melakukan bom bunuh diri. ”Karena itu petugas harus lebih waspada,” paparnya.

Kepolisian justru menginginkan semua anggota kelompok Santoso cs dapat tertangkap hidup-hidup, sehingga, nanti bisa diproses ke pengadilan dan mendapatkan hukum. ”Pembuktiannya dipengadilan,’ jelasnya.

Sementara Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan, dengan tewasnya seorang anggota Santoso cs ini jumlah anggotanya diprediksi sekitar 27 orang. ”Jumlah it uterus berkurang,” paparnya.

Apalagi, selama ini diketahui mulai terdapat perpecahan dari kelompok tersebut. Dia merasa yakin bahwa pengejaran Santoso cs akan bisa membuahkan hasil dalam waktu dekat. ”Kami ingin secepatnya,” terang mantan Kapolda Jawa Timur 2010-2011tersebut. (idr)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat Pak Ahok, Tanggalkan Pin Demokrasi Itu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler