jpnn.com - JPNN.com - Asep Saefudin, 26, warga Perumahan 4, Gang Loka Pala Raya, RT 05/08, Kelurahan Cibodas Baru, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang hanya bisa meringis.
Kaki kirinya ditembak karena kabur saat mau ditangkap anggota Unit Reskrim Polsek Serpong usai membobol mobil.
BACA JUGA: Beginilah Kronologis Tragedi Ir Dodi Versi 2 Tersangka
Saat itu, Asep terpergok memecahkan kaca dan mencuri isi mobil Toyota Innova B 1210 CW yang terparkir di Jalan Raya Serpong, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Kamis dinihari (29/12).
Dari tangannya, polisi menyita satu unit laptop, motor Yamaha Mio Soul hitam tanpa plat nomor serta sejumlah busi bekas.
BACA JUGA: Berpindah-pindah, Polisi Akhirnya Temukan Senpi Ramlan
Kanit Reskrim Polsek Serpong, AKP Budi Harjono mengatakan Asep ditembak lantaran melarikan diri saat disergap. Selain itu, tembakan peringatan oleh pencuri spesialis pemecah kaca mobil ini tidak digubris.
”Akhirnya kami lumpuhkan karena dia berusaha kabur dengan motor usai memecahkan beraksi,” terangnya kepada Indopos di Mapolsek Serpong, Kamis (29/12).
BACA JUGA: Jangan Bantu Anak Buah Ramlan Butarbutar Ini Sembunyi!
Tertangkapnya Asep, terjadi saat jajaran Polsek Serpong melakukan patroli keliling menggunakan motor memantau wilayah rawan tindak pidana pencurian.
Saat itu dua anggotanya melihat Asep dan empat rekannya, Ipai, Ipang, dan Agus Hariyanto mondar-mandir di depan Perumahan Bukit Serpong Mas di Jalan Raya Serpong.
Curiga, dua anggotanya pun mengintai kelompok Asep untuk beraksi. ”Yang turun memecahkan kaca mobil Asep, sedangkan tiga rekannya menunggu di motor. Setelah kaca pecah dan mengambil laptop, kami langsung mengepung mereka. Asep sudah kami peringatkan untuk tidak kabur tapi tetap kabur,” ungkapnya.
Budi juga mengaku jika dua anggotanya itu juga sempat mengejar tiga rekan Asep yang kabur dengan motor saat penangkapan. Namun, ketiganya lolos. Asep lantas dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
”Dua anggota kami juga sudah membidik pelaku lainnya tapi keadaan ramai jadi tidak ditembak,” paparnya lagi.
Sedangkan Asep mengaku beraksi lantaran butuh uang. Apalagi, hasil bekerja sebagai sopir angkot tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Sehingga aksi mencuri barang berharga di dalam kendaraan menjadi pilihan untuk memberi nafkah keluarganya itu.
”Jadi sopir angkot paling besar upah Rp 50 ribu sehari. Untuk biaya sekolah dua anak saja masih kurang. Jadi saya diajak Ipang untuk mencuri barang berharga di dalam mobil. Biar alarm tidak bunyi mecahinnya pakai busi yang dipukul ke kaca mobil,” tuturnya. (cok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Candu Narkoba, Anak Politikus Gerindra Hanya Direhab
Redaktur & Reporter : Budi