jpnn.com - JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo saat ini tengah getol mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif. Terlebih, banyak potensi lokal di bidang industri kreatif yang bisa dikembangkan demi mendongkrak perekonomian.
Potensi itu pula yang tengah dibidik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT). Kementerian yang dipimpin Marwan Jafar itu berupaya menumbuhkan desa-desa yang bisa menjadi pelopor dalam ekonomi kreatif.
BACA JUGA: Pupuk Subsidi Langka, Satu Sak Tembus Rp 140 Ribu
Menurut Marwan, Indonesia memiliki banyak desa yang warganya punya kreativitas tinggi terutama di bidang seni dan kerajinan. Menurutnya, kondisi itu bisa dikembangkan menjadi industri rumah tangga yang produk-produknya bisa dipasarkan hingga mancanegara.
"Hasil kreativitas perajin desa ternyata makin diterima oleh konsumen domestik dan global, ini adalah potensi besar yang tidak boleh disia-siakan, tentu harus terus kita kembangkan supaya perekonomian desa makin berkembang maju" kata Marwan dalam rilisnya ke media, Minggu (8/2).
BACA JUGA: Proton Indonesia Pun Tak Tahu
Ia mencontohkan hasil kreativitas para perajin di pelosok tanah air yang bisa diekspor. Misalnya, batik, kerajinan ukir dan kaligrafi, emas, perak, produk kerajinan dari kulit, hingga camilan. “Banyak produk-produk itu dihasilkan oleh industri rumah tangga di desa-desa,” kata Marwan.
Menteri asal PKB itu lantas menyebut sejumlah desa yang kini menjadi sentra penghasil kerajinan berorientasi ekspor. Misalnya Desa Kasongan di Bantul, Yogyakarta yang dikenal sebagai penghasil keramik dan tembikar.
BACA JUGA: Lagi, Anak Buah Prabowo Kecam Jokowi Gandeng Proton
Sementara untuk kain tenun tradisional, Indonesia punya banyak daerah yang membuatnya dengan ciri khas masing-masing. Misalnya, ada desa tenun di Wajo, Sulawesi Selatan. Di Tasikmalaya, Jawa Barat juga ada desa tenun. Sedangkan di Bukittinggi, Sumatera Barat ada desa tenun Pande Sikek, sementara Nusa Tenggara Barat punya Desa Sukarare yang dikenal sebagai penghasil tenun tradisional.
Karenanya Marwan juga mengingatkan pentingnya badan usaha milik desa (BUMDes) untuk mengambil peran dapal pengembangan ekonomi kreatif di desa-desa. “Dukungan bagi pengembangan industri kreatif perdesaan dapat disinergikan dengan kegiatan BUMDes. Untuk dukungan modalnya bisa dengan dana bantuan dari pusat dan daerah yang tentunya setelah melalui kesepakatan bersama dalam musyawarah desa,” pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proton Garap Mobnas, Gaikindo Bungkam
Redaktur : Tim Redaksi