Dorong G20 Manfaatkan Teknologi, Menaker Ida Ingin Ciptakan Ketenagakerjaan yang Tangguh

Minggu, 28 Juli 2024 – 00:12 WIB
Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen mendorong kemitraan negara-negara anggota G20 dalam memanfaatkan teknologi guna menciptakan masa depan ketenagakerjaan. Foto: Kemnaker

jpnn.com, FORTALEZA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemanker) berkomitmen mendorong kemitraan negara-negara anggota G20 dalam memanfaatkan teknologi guna menciptakan masa depan ketenagakerjaan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Hal itu diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah saat membahas teknologi sebagai sarana meningkatkan kualitas hidup manusia pada G20 Brazil, Jumat (26/7).

BACA JUGA: Sekjen Kemnaker dan OECD Gelar Pertemuan Bilateral, Sejumlah Hal Penting Ini Dibahas

"Dengan bekerja sama, kita dapat memastikan bahwa manfaat kemajuan dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa ada yang tertinggal," kata Menaker Ida.

Menaker Ida mengatakan teknologi merupakan alat yang kuat untuk transformasi.

BACA JUGA: Sekjen Kemnaker Dorong Praktisi Hukum dan Hubungan Industrial Tingkatkan Kompetensi

Pemanfaatan itu bisa menciptakan lingkungan inklusif yang memungkinkan masyarakat, termasuk orang-orang dalam situasi rentan, seperti penyandang disabilitas untuk berpartisipasi sepenuhnya di pasar kerja.

"Indonesia berkomitmen untuk menerapkan Prinsip-Prinsip G20 untuk Integrasi Pasar Kerja bagi Penyandang Disabilitas, memastikan mereka memiliki akses ke pekerjaan yang layak," ucapnya.

BACA JUGA: Kemnaker Raih Opini WTP atas Laporan Keuangan 2023, Menaker Ida: Hasil Kerja Kolaboratif

Dia menuturkan, teknologi berperan penting dalam menangani perubahan iklim dan memfasilitasi transisi yang adil.

Namun, saat mengadopsi teknologi baru, negara-negara anggota G20 diminta untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja tetap terjaga.

"Sangat penting bahwa transisi kita tidak mengorbankan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja kita," ucapnya.

Menurut dia dalam membahas teknologi dan tenaga kerja, perlu menggunakan perspektif gender.

Hal tersebut guna memastikan akses yang setara terhadap teknologi dan pelatihan bagi perempuan bukan hanya masalah keadilan, tetapi juga pendorong pertumbuhan ekonomi.

"Dengan menerapkan kebijakan dan regulasi yang inklusif, kita dapat memanfaatkan potensi penuh sumber daya manusia kita, mempromosikan kesetaraan gender, dan memberdayakan perempuan di semua sektor," ucapnya.

Dia mengemukakan, Keketuaan Indonesia dalam G20 telah mencapai kemajuan signifikan dalam menghasilkan hasil yang nyata.

Salah satu pencapaian utama adalah Pelatihan Kejuruan Berbasis Komunitas untuk Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan yang merupakan Strategi Keterampilan G20 yang diperbarui.

"Inisiatif ini menyediakan pelatihan keterampilan di tingkat komunitas, memastikan bahwa semua individu, tanpa memandang gender, dapat berkontribusi pada dan mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Indonesia, kata dia, memiliki fokus pada menyelaraskan pelindungan tenaga kerja untuk meningkatkan ketahanan bagi semua pekerja.

Dalam lanskap global yang terus berubah, pelindungan tenaga kerja sangat penting agar mampu menghadapi tantangan-tantangan baru, memberikan keamanan, dan stabilitas bagi tenaga kerja kami. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemnaker Ajak Semua Pihak Bekerja Sama Mencegah Kekerasan Seksual di Tempat Kerja


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler