jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Setya Novanto menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (Sekjen PKV) Nguyen Phu Trong di kantornya, hari ini.
Perlu diketahui, kondisi politik di Vietnam menganut sistem mono partai. PKV adalah entitas politik tertinggi, sehingga Sekjen PKV menjadi bagian integral dari eksistensi negara Vietnam.
BACA JUGA: KPK Tak Berpedoman pada KUHAP Saat Menjalankan Fungsinya
Oleh sebab itu, Sekjen PKV memiliki kewenangan dan kekuasaan politik tertinggi, melampaui Presiden dan Perdana Menteri Vietnam.
"Sebelum datang ke DPR Nguyen Phu Trong dan rombongan sudah diterima MPR RI. Kemudian nanti juga akan diterima DPD RI dan Presiden Jokowi," ujar pria yang kerap disapa Setnov tersebut.
BACA JUGA: BPK Diminta Audit Barang Sitaan dan Rampasan KPK
Dalam pertemuan itu Setnov didampingi Duta Besar Repubik Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, Ketua BURT DPR RI Anton Sihombing, dan anggota Komisi I DPR RI Boby Adhityo Rizaldi.
Selain itu juga hadir Staf Khusus Ketua DPR RI Yahya Zaini dan Nurul Arifin.
BACA JUGA: Kuota Tenaga Kesehatan Jemaah Haji Perlu Ditambah
Sedangkan Phu Trong datang ke DPR didampingi sejumlah menteri, antara lain Minister of Industry and Trade Tran Tuan Anh, Minister of Agriculture and Rural Development Nguyen XuanCuong, dan Deputy Prime Minister of Foreign Affairs Pham Binh Minh.
Menurut Setnov, ini merupakan rangkaian resmi kunjungan kenegaraan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara yang sudah dibangun sejak era Presiden Soekarno pada 1955.
"Dalam pergaulan internasional, Indonesia membuka diri dengan berbagai negara, termasuk Vietnam yang juga merupakan bagian dari komunitas ASEAN," imbuhnya.
Sebelum ke Indonesia, Nguyen Phu Trong sudah diterima secara kenegaraan oleh Singapura, Australia, Thailand, Italia, India, Jepang, Amerika Serikat, dan banyak negara lainnya.
"Saya harap masyarakat Indonesia tidak terhasut oleh pihak-pihak yang berusaha membuat fitnah dan propaganda di berbagai media sosial, yang mencampuradukan kunjungan ini dengan masalah ideologi politik yang dianut Vietnam," tegas Setnov.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, dua pihak membicarakan berbagai hal untuk mempererat hubungan persahabatan dan kerjasama strategis antarkedua negara, serta komitmen memperkokoh solidaritas dan pengembangan kawasan ASEAN.
Dia mengatakan, Phu Trong mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bagi Vietnam, Indonesia adalah negara besar yang tidak hanya berpengaruh di kawasan ASEAN, melainkan juga di kawasan lainnya, bahkan sampai ke Uni Eropa.
Karena itu, Vietnam menggangap Indonesia sebagai mitra penting dalam menggali berbagai potensi kerjasama di berbagai bidang.
Dengan jumlah penduduk 92,7 juta jiwa, Vietnam menjadi pasar terbesar ketiga di ASEAN setelah Indonesia dan Filipina.
Pada 2016, pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 6 persen.
"Pertumbuhan kelas menengah di sana juga pesat. Ini potensi bagi Indonesia menanamkan investasi dan meningkatkan nilai perdagangan dengan Vietnam," papar politikus Partai Golkar tersebut.
Setnov mengatakan, DPR RI memberikan dukungan atas usaha pemerintah Indonesia dan Vietnam yang sepakat menaikkan nilai perdagangan kedua negara secara bertahap.
Yaitu dari 6,3 milliar USD pada 2016, menjadi 10 milliar USD pada 2018.
"Untuk mewujudkan hal itu, saya harap Indonesia dan Vietnam sama-sama memacu semua kementerian maupun komunitas badan usaha di kedua negara agar aktif menjalin pertukaran informasi serta promosi investasi dan konektivitas badan usaha. Sehingga bisa mengoptimalkan berbagai potensi peluang kerjasama," ujarnya.
Dia juga mengapresiasi pemerintah Vietnam yang terus berusaha menciptakan suasana kondusif di dalam negerinya sehingga memberikan kemudahan bagi badan usaha Indonesia memperkuat investasi di Vietnam.
"Seiring dengan itu, sebagai Ketua DPR RI saya memberikan jaminan kepada Vietnam bahwa stabilitas politik dan ekonomi kita juga terjaga dengan baik. DPR RI bersama pemerintah Indonesia terus bekerjasama meningkatkan iklim investasi. Para investor Vietnam tidak perlu takut datang ke Indonesia," katanya.
Secara khusus, Setnov juga meminta Nguyen Phu Trong agar kunjungan ini bisa dijadikan momentum bagi penyelesaian batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) antara Indonesia dengan Vietnam yang sudah dibahas sejak 2010 dan belum ada penyelesaian hingga kini.
Penyelesaian ZEE sangat penting untuk menegaskan batas maritim antara Indonesia dengan Vietnam.
Dia juga mengundang Parlemen Vietnam untuk menghadiri acara World Parliamentary Forum on Sustainable Development yang akan diselenggarakan DPR RI pada 6-7 September 2017 di Bali, Indonesia.
"Terakhir, saya menyampaikan keinginan pemerintah Republik Indonesia melalui Duta Besar Ibnu Hadi untuk membeli lahan yang sekarang masih di sewa oleh KBRI di Hanoi, Vietnam. Nguyen Phu Trong menyambut baik dan berjanji sepulangnya ke Vietnam akan membereskan hal ini. Kepemilikan lahan tempat beroperasinya KBRI menunjukan kedaulatan kita di negara tersebut. Selain itu juga menunjukan tingkat keseriusan kedua negara dalam membangun hubungan diplomatik melalui kehadiran perwakilan yang bersifat permanen," pungkasnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penggunaan Anggaran KPK Belum Dipertanggungjawabkan
Redaktur & Reporter : Natalia