Dorong Pariwisata Berkelanjutan, Menpar Launching ISTA 2017

Kamis, 03 Agustus 2017 – 12:15 WIB
Arief Yahya. Foto: Kemenpar

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menginisiasi Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2017. Inilah ajang penghargaan yang mendorong penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) dalam pengelolaan pariwisata di daerah.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan apresiasi penyelenggaran ISTA 2017 yang baru pertama kali diadakan dan melaunching acara tersebut di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Rabu (2/8).

BACA JUGA: Sawahlunto International Songket Carnival 2017 Bakal Digelar 25-27 Agustus

Hal ini sekaligus dalam rangka mensosialisasikan Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Sesuai peraturan tersebut, pedoman destinasi pariwisata berkelanjutan mengadopsi kriteria dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

Inilah yang dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah, pemerintah daerah (pemda), dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan destinasi pariwisata berkelanjutan dan juga menjadi dasar bagi skema sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

BACA JUGA: Kemenpar Luncurkan Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017

ISTA sendiri merupakan ajang penghargaan bagi destinasi serta entitas pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata yang telah berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) dalam pengelolaan pariwisata di daerahnya. ISTA 2017 pun mengusung tema "People and Nature Based Tourism".

“Pariwisata memiliki keunggulan dalam menjaga lingkungan dengan menerapkan environment sustainability atau tourism sustainability dengan prinsip yakni ‘Semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan’,” kata Menpar Arief Yahya.

BACA JUGA: Akses Makin Banyak, Jumlah Kunjungan Wisman Melonjak

Penyelenggaraan ISTA yang diinisiasi oleh Kemenpar ini dimaksudkan untuk memberikan rekognisi kepada pihak-pihak yang telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, mendorong lahirnya berbagai inovasi atas produk produk pariwisata berkelanjutan, dan partisipasi serta kerjasama sektor publik maupun swasta dalam pembangunan pariwisata di tingkat destinasi.

"Tidak ketinggalan, menstimulasi agar semakin banyak destinasi yang menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan sekaligus menjadi ajang promosi maupun branding di tingkat nasional maupun internasional dalam rangka mengakselerasi kunjungan wisata ke Indonesia," tambah Menpar Arief.

Sementara itu, entitas yang berhak mengikuti ISTA adalah para pemangku kepentingan dalam suatu destinasi pariwisata yang berkolaborasi dan memenuhi kriteria pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan. Hal ini khususnya bagi pengelola desa wisata, pengelola kawasan, Organisasi Tata Kelola Destinasi (Destination Management Organization/DMO), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Badan Otorita Pariwisata (BOP), yayasan, dan Perseroan Terbatas (PT).

Pendaftaran peserta ISTA 2017 dimulai sejak Mei sampai 30 Juni 2017. Hingga penutupan, telah terdaftar sebanyak 96 pengelola destinasi dari 43 kabupaten dan 23 provinsi di Indonesia sebagai peserta. Para peserta ini diseleksi pertama kali dalam desk evaluation.

Bagi peserta yang lolos tahap tersebut akan dijadikan nominator penerima ISTA 2017, kemudian para juri akan melakukan kunjungan lapangan (site visit) ke destinasi-destinasi nominator. Juri terdiri atas juri kehormatan dan juri yang beranggotakan para akademi serta praktisi yang memiliki kepakaran di bidang pariwisata.

Juri Kehormatan antara lain I Gede Ardika (mantan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan), Mari Elka Pangestu (mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), dan Jonathan Parapak (mantan Sekjen Parpostel sekarang Rektor Universitas Pelita Harapan).

Sementara, jajaran juri terdiri dari Jatna Supriatna (Kepala Research Center for Climate Change Universitas Indonesia, Chair SDSN Indonesia, dan Co-Chair of SDSN Southeast AsiaUniversitas Indonesia), Muhammad Baiquni (Ketua Dewan Peneliti Puspar Universitas Gadjah Mada), David Makes (Direktur PT. TSS dan Ketua Tim Percepatan Ecotourism Kemenpar), Winda Mingkid (Wakil Dekan, Universitas Sam Ratulangi), Diena M Lemy (Kepala Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan & Sekjen HILDIKTIPAR), Frans Teguh (Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata), dan Robby Adiwidjaja (Peneliti, Kementerian Pariwisata).

Selanjutnya dari nominator-nominator tersebut akan dipilih destinasi-destinasi terbaik per kategori, yaitu kategori Pengelola Destinasi Pariwisata, Pemanfaatan Ekonomi untuk Masyarakat Lokal, Pelestarian Budaya bagi Masyarakat dan Pengunjung, dan kategori Pelestarian Lingkungan. Selain itu juga akan dipilih satu destinasi sebagai juara umum, yaitu destinasi yang memperoleh nilai tertinggi di seluruh kategori.

Puncak acara ISTA yaitu seremoni pemberian penghargaan kepada para pemenang ISTA pada bulan September 2017 di Jakarta, bertepatan dengan rangkaian kegiatan Hari Pariwisata se-Dunia (World Tourism Day). "Para pemenang ISTA 2017 akan diikutsertakan pada ASEAN Sustainable Tourism Award (ASTA) tahun 2018," tutup Menpar Arief.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pekan Expo Natuna 2017, Pemkab Launching Branding Pariwisata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenpar  

Terpopuler