jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai Wilayah Riau dan Bea Cukai Pekanbaru memberikan asistensi untuk PT Karunia Alam Riau yang memproduksi wooden cooler box melalukam ekspor perdana produknya ke Kansas, Amerika Serikat, Jumat (22/1) lalu.
“Pada kesempatan kali ini PT Karunia Alam Riau mengirim 430 unit hasil produksi dari kontrak keseluruhan sebanyak 10.000 unit wooden cooler box," kata ungkap Kepala Kanwil Bea Cukai Riau Ronny Rosfyandi.
BACA JUGA: Wamenlu: Indonesia Harus Memanfaatkan Momentum RCEP untuk Meningkatkan Ekspor
Menurut dia, nilai devisa ekspor dari barang yang dikirim kali ini mencapai USD 24.811 atau sekitar Rp 350 juta.
"Sementara total nilai keseluruhannya diperkirakan mencapai USD570.500 atau sekitar Rp8 miliar,” ungkapnya.
BACA JUGA: Awal 2021, Bea Cukai Kembali Gencarkan Ekspor Berbagai Komoditas
PT KAR merupakan UMKM pertama di Pekanbaru yang melaksanakan ekspor.
Melalui pusat logistic berikat (PLB) wooden cooler box dikemas dengan aksesoris yang diimpor dari Tionglok kemudian diekspor ke Kansas, AS.
Perusahaan mendapatkan fasilitas fiskal berupa penangguhan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang diberlakukan untuk barang impor yang diimpor ke PLB.
Bea Cukai sepenuhnya memberikan asistensi dan dukungan kepada PT KAR untuk dapat memasarkan produknya di pasar internasional.
Ronny mengatakan Bea Cukai telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional.
Dimulai dengan penggalian potensi ekspor oleh pengusaha UMKM atau IKM baik secara mandiri maupun berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
"Sampai dengan sosialisasi dan asistensi terkait kemudahan dalam melakukan ekspor oleh pengusaha UMKM atau IKM," ujarnya.
Bea Cukai Riau, kata Ronny, ingin membuktikan dan meyakinkan para pengusaha UMKM atau IKM bahwa ekspor itu mudah.
Bea Cukai siap dalam membantu, membina dan mengasistensi UMKM atau IKM sampai dapat dilakukannya ekspor.
Kepala Bidang Fasilitas Kanwil Bea Cukai Riau Hartono mengatakan bahwa ekspor melalui PLB masih belum masif di Indonesia, “Kami berharap proses ekspor melalui PLB menjadi berkembang secara nasional. Apabila hal ini berhasil, maka masyarakat Riau turut berbangga karena ekspor melalui PLB dimulai dari sini," katanya.
Sementara itu, Bea Cukai Pontianak juga melakukan asistensi terhadap ekspor perdana akar laka (dalbergia parviflora) yang dilakukan oleh CV Borneo.
“Sebanyak 11.500 kilogram akar laka dengan tujuan China diekspor langsung dari Pelabuhan Dwikora, Pontianak,” ungkap Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Bea Cukai Pontianak Lulus Hadi.
Ia juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang menyukseskan ekspor perdana tersebut.
Bea Cukai Sulawesi juga membantu ekspor perdana yang dilakukan oleh PT Sinar Sawit Indo, Rabu (20/1).
PT Sinar Sawit Indo melaksanakan ekspor residu sawit 309 ton yang dimuat dalam 15 kontainer dengan nilai devisa sebesar USD 157.781 ke Tiongkok.
Selain itu juga memberikan pemasukan penerimaan negara melalui bea keluar sebesar Rp 34 juta dan dana pungutan sawit Rp 108 juta.
Kepala Kantor Bea Cukai Kendari, Denny Benhard Parulian menyampaikan kegiatan ekspor perdana ini merupakan program kerja dari Tim Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara yang fokus pada program direct export dari Sulawesi Tenggara," katanya.
Menurutnya, ada kegiatan direct export residu sawit ini membuktikan bahwa ekspor produk Sulawesi Tenggara bisa dilakukan langsung dari provinsi itu.
"Kami mengimbau kepada seluruh pelaku ekspor produk asal Sulawesi Tenggara agar mengekspor langsung dari Sulawesi Tenggara,” tuturnya.
Seperti diketahui, program PEN yang dicanangkan pemeritah sebagai upaya penanggulangan dari dampak Covid-19, salah satunya adalah dengan menggali potensi dan mendorong kegiatan ekspor di berbagai daerah.
Bea Cukai sebagai instansi yang memiliki kewenangan dalam tata laksana ekspor secara aktif membantu para pelaku usaha yang berskala mikro, kecil, dan menengah ataupun berskala besar untuk dapat melakukan ekspor atas hasil produksinya. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy