jpnn.com - SURABAYA-Dinas Pertanian Jatim terus mendorong petani agar menanam kedelai. Pasalnya, luas areal tanam kedelai mengalami penyusutan. Lantaran, hujan berkepanjangan menjelang musim kemarau lalu membuat petani memilih menanam padi.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Nur Falaqi mengatakan areal tanam kedelai menurun lantaran petani mengira hujan yang terjadi pertengahan tahun lalu bakal berkepanjangan. Makanya, petani memilih bertanam padi maupun jagung yang kebutuhan airnya relatif lebih banyak timbang kedelai.
BACA JUGA: Subsidi Energi Tembus Rp 194 T
"Tapi ternyata sekarang malah tidak ada hujan. Tercatat, luas areal tanam kedelai hanya 212 ribu hektare. Sementara biasanya berkisar 270 ribu hektare. Sedangkan, luas areal tanam padi 1,972 juta hektare dan jagung 1,270 juta hektare," katanya kemarin (6/9).
Oleh karena itu dengan areal tanam seluas 212 ribu hektare, maka produksi kedelai diperkirakan hanya 370 ribu ton dengan asumsi produktivitas per hektare sekitar 1,6 ton. Sedangkan, konsumsi jatim berdasar kebutuhan per kapita 12 kg per tahun dan jumlah penduduk sebanyak 38 juta, maka konsumsi per tahun mencapai 420 ribu-450 ribu ton.
BACA JUGA: PLN Siapkan Listrik untuk Pabrik Sagu di Papua Barat
"Kedelai merupakan alternatif ketiga setelah padi dan jagung. Dilihat dari segi keuntungan relatif lebih kecil, dikurangi dengan biaya produksi, keuntungan dari menanam kedelai hanya Rp 7 juta per hektare. Sementara padi bisa mencapai Rp 20 juta dan jagung Rp 10 juta," urainya.
Kendati demikian, minat petani berpotensi meningkat. Apalagi setelah Kementerian Perdagangan menetapkan harga jual pemerintah Rp 7.450 per kg dan harga beli petani Rp 7.000 per kg, sehingga kekhawatiran harga rendah saat panen tidak terjadi lagi. "Selain itu, kami juga mendorong petani agar menanam kedelai untuk memutus siklus hama. Keuntungan lain, bertanam kedelai dapat menyuburkan tanah," ujar dia.
BACA JUGA: Tudingan Didik Rachbini Dinilai Salah Alamat
Sementara dari sisi intensifikasi dengan memberi subsidi benih, sehingga petani hanya membayar Rp 3.250 per kg dari harga normal di atas Rp 10.000 per kg. Kemudian program ekstensifikasi, yakni menambah luas areal tanam lewat kerja sama dengan Dinas Kehutanan Jatim maupun Perum Perhutani. "Jadi, areal hutan yang tanamannya belum tinggi bisa ditanami kedelai. Kami berharap tahun ini ada 14 ribu hektare lahan hutan yang dapat dimanfaatkan antara lain di Banyuwangi, Jember, Madiun, Nganjuk dan Tulungagung," urai dia. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepulang dari Amerika, Dahlan Iskan Pecat Dirut Pertani
Redaktur : Tim Redaksi