KUNINGAN - Tekad Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda untuk menyatukan delapan daerah perbatasan Kunci Bersama (Kuningan, Cirebon, Cilacap, Ciamis, Kota Banjar, Majalengka dan Brebes), dalam sebuah provinsi baru, bukan sebatas wacana.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu, mengaku serius dengan provinsi baru tersebut. Ia bahkan tengah membentuk tim pengkaji untuk menelaah keberadaan delapan daerah Kunci Bersama.
“Kita akan kaji dari segi penduduk, sumber daya alamnya seperti apa untuk menunjang kemandirian provinsi baru nanti. APBD juga berapa totalnya,” ujar Aang kepada Radar Cirebon (Grup JPNN), Minggu (17/3).
Aang ingin provinsi Kunci Bersama bisa menyejahterakan rakyat. Maka, segala sesuatunya mesti dirancang sedemikian rupa secara lebih awal. Untuk itupula, personel tim pengkaji kali pertama akan diambil dari delapan daerah. Kuningan sendiri sudah memiliki tiga doktor untuk pengkajinya. Tinggal personel tim daerah lain.
Menurut Aang, tim memerlukan orang-orang yang visioner. Persiapannya juga tidak tanggung-tanggung. Sebab yang mencetuskan provinsi Kunci Bersama ini, bukan sebuah lembaga bentukan seperti P3C (panitia pembentukan provinsi Cirebon). Tetapi bupati/wali kota delapan daerah perbatasan yang disebut Kunci Bersama.
“Kalau pencetusnya sudah bupati/wali kota, kan tinggal DPRD. Jadi bisa dibilang sudah otomatis. Provinsi Kunci Bersama akan lebih mudah dibanding Provinsi Cirebon,” katanya.
Aang mengklaim, Kabupaten Majalengka, Ciamis dan Banjar sudah mendukung rencana provinsi Kunci Bersama. Hasil komunikasinya, Kabupaten Cirebon juga tidak keberatan. Sedangkan Kota Cirebon masih menunggu pelantikan wali kota/wakil wali kota terpilih. “Enam daerah Jawa Barat, mudah-mudahan tidak ada masalah,” harap Aang.
Untuk dana operasional, Aang menyatakan, Kuningan siap mengalokasikannya dari APBD. Pun enam daerah di Jabar, dia optimis mereka juga akan siap. Aang sendiri akan segera melakukan roadshow ke delapan daerah tersebut. Termasuk Kabupaten Cilacap dan Brebes Provinsi Jawa Tengah.
Aang mengingatkan, Kunci Bersama lahir dari Kuningan Summit yang merupakan paduan sebagian daerah perbatasan Jabar dan Jateng. Manfaatnya sudah terbukti luar biasa. Contoh kecil, even Pekan Olahraga Seni Daerah Perbatasan (Porsenitas) Kunci Bersama. Belum lagi, manfaat masuknya bantuan dana dari APBD provinsi dan APBN.
“Hasilnya kita rasakan bersama, tidak sia-sia. Kuningan Summit itu embrio Provinsi Kunci Bersama,” tegasnya.
Bupati Kuningan dua periode ini membantah keras, jika gagasannya itu merupakan ambisi pribadi untuk naik tahta gubernur, setelah gagal dalam penjaringan bakal calon (Balon) Gubernur Jawa Barat dari PDIP, pada Pilgub Februari 2013 lalu.
Ia juga menegaskan, digulirkannya wacana Provinsi Bersama bukan atas dasar kepentingan politik. Ia hanya ingin menjadi negarawan. Jika terwujud, Ia hanya ingin Provinsi Kunci Bersama menjadi kenangan hidupnya.
“Meskipun gak jadi gubernur, saya siap. Tapi gubernurnya harus punya kapasitas dan kapabilitas. Sebab nanti akan mengelola potensi sumber daya alam yang besar,” tukasnya.
Ditanya sulitnya mendapatkan restu pemekaran daerah dari Kemendagri, Aang dengan rasa percaya diri menyatakan, sepanjang prosedur dan memenuhi syarat tidak akan sulit.
Apalagi Provinsi Kunci Bersama dicetuskan oleh delapan bupati/wali kota. Jadi tidak akan ada masalah rumit. “Masa mau pisah untuk kesejahteraan masyarakat gak boleh. Insya Allah gak akan ada benturan berarti,” pungkasnya optimis. (tat)
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu, mengaku serius dengan provinsi baru tersebut. Ia bahkan tengah membentuk tim pengkaji untuk menelaah keberadaan delapan daerah Kunci Bersama.
“Kita akan kaji dari segi penduduk, sumber daya alamnya seperti apa untuk menunjang kemandirian provinsi baru nanti. APBD juga berapa totalnya,” ujar Aang kepada Radar Cirebon (Grup JPNN), Minggu (17/3).
Aang ingin provinsi Kunci Bersama bisa menyejahterakan rakyat. Maka, segala sesuatunya mesti dirancang sedemikian rupa secara lebih awal. Untuk itupula, personel tim pengkaji kali pertama akan diambil dari delapan daerah. Kuningan sendiri sudah memiliki tiga doktor untuk pengkajinya. Tinggal personel tim daerah lain.
Menurut Aang, tim memerlukan orang-orang yang visioner. Persiapannya juga tidak tanggung-tanggung. Sebab yang mencetuskan provinsi Kunci Bersama ini, bukan sebuah lembaga bentukan seperti P3C (panitia pembentukan provinsi Cirebon). Tetapi bupati/wali kota delapan daerah perbatasan yang disebut Kunci Bersama.
“Kalau pencetusnya sudah bupati/wali kota, kan tinggal DPRD. Jadi bisa dibilang sudah otomatis. Provinsi Kunci Bersama akan lebih mudah dibanding Provinsi Cirebon,” katanya.
Aang mengklaim, Kabupaten Majalengka, Ciamis dan Banjar sudah mendukung rencana provinsi Kunci Bersama. Hasil komunikasinya, Kabupaten Cirebon juga tidak keberatan. Sedangkan Kota Cirebon masih menunggu pelantikan wali kota/wakil wali kota terpilih. “Enam daerah Jawa Barat, mudah-mudahan tidak ada masalah,” harap Aang.
Untuk dana operasional, Aang menyatakan, Kuningan siap mengalokasikannya dari APBD. Pun enam daerah di Jabar, dia optimis mereka juga akan siap. Aang sendiri akan segera melakukan roadshow ke delapan daerah tersebut. Termasuk Kabupaten Cilacap dan Brebes Provinsi Jawa Tengah.
Aang mengingatkan, Kunci Bersama lahir dari Kuningan Summit yang merupakan paduan sebagian daerah perbatasan Jabar dan Jateng. Manfaatnya sudah terbukti luar biasa. Contoh kecil, even Pekan Olahraga Seni Daerah Perbatasan (Porsenitas) Kunci Bersama. Belum lagi, manfaat masuknya bantuan dana dari APBD provinsi dan APBN.
“Hasilnya kita rasakan bersama, tidak sia-sia. Kuningan Summit itu embrio Provinsi Kunci Bersama,” tegasnya.
Bupati Kuningan dua periode ini membantah keras, jika gagasannya itu merupakan ambisi pribadi untuk naik tahta gubernur, setelah gagal dalam penjaringan bakal calon (Balon) Gubernur Jawa Barat dari PDIP, pada Pilgub Februari 2013 lalu.
Ia juga menegaskan, digulirkannya wacana Provinsi Bersama bukan atas dasar kepentingan politik. Ia hanya ingin menjadi negarawan. Jika terwujud, Ia hanya ingin Provinsi Kunci Bersama menjadi kenangan hidupnya.
“Meskipun gak jadi gubernur, saya siap. Tapi gubernurnya harus punya kapasitas dan kapabilitas. Sebab nanti akan mengelola potensi sumber daya alam yang besar,” tukasnya.
Ditanya sulitnya mendapatkan restu pemekaran daerah dari Kemendagri, Aang dengan rasa percaya diri menyatakan, sepanjang prosedur dan memenuhi syarat tidak akan sulit.
Apalagi Provinsi Kunci Bersama dicetuskan oleh delapan bupati/wali kota. Jadi tidak akan ada masalah rumit. “Masa mau pisah untuk kesejahteraan masyarakat gak boleh. Insya Allah gak akan ada benturan berarti,” pungkasnya optimis. (tat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bunga Bangkai Diboyong ke Korea
Redaktur : Tim Redaksi