jpnn.com, JAKARTA - British Council menyampaikan komitmennya mendukung seni dan industri kreatif di Indonesia melalui kerja sama dengan berbagai mitra. Para mitra yang disasar antara lain lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil.
Kini, menyambut hari jadi ke-75, British Council meluncurkan program inisiatif terbaru bertajuk Altermatter sebagai inisiatif terbaru mereka untuk menanggapi tantangan global.
BACA JUGA: Lagi Ramai Soal MK, Ganjar Malah Gojek Kere Bareng Seniman Jogja
Program ini merupakan lokakarya kolaborasi antara seniman Inggris dengan Indonesia untuk menciptakan suatu produk baru dengan menggunakan bahan-bahan yang sustainable dan ramah lingkungan.
“Industri seni sangat penting bagi kesejahteraan suatu bangsa karena seni mencerminkan budaya dan nilai-nilai suatu bangsa, menghubungkannya dengan seluruh dunia, dan merupakan metode perubahan sosial yang kuat," kata Summer Xia, Country Director Indonesia & Director South East Asia British Council, Rabu (18/10).
BACA JUGA: âHanya di Jogjaâ Menjadi Wadah Kreasi Bagi Seniman Yogyakarta
Program Altermatter British Council bertujuan untuk menyatukan para seniman Inggris Raya dan Indonesia untuk terus makmur dalam kegemaran mereka serta peduli dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Juga menjadi kesempatan untuk mempromosikan keberlanjutan sekaligus memajukan komitmen terhadap seni.
"Kami sangat bangga dengan sejarah kolaborasi antara Inggris Raya dan Indonesia yang telah membina dan memberdayakan generasi muda di bidang ekonomi kreatif, pendidikan, dan budaya," ungkapnya.
Program ini juga menjadi kesempatan British Council berpartisipasi menanggapi isu keberlanjutan di Indonesia. Pihaknya percaya bahwa seni dan kerajinan memerlukan pendekatan alternatif yang mengedepankan dan memperhatikan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan budaya serta didukung oleh minat para desainer dan seniman Indonesia untuk memanfaatkan kembali material yang sudah ada.
"Juga mengembangkan material baru untuk kerajinan menggunakan biomaterial dan material alternatif, di mana altermatter muncul sebagai respons kami," kata Camelia Harahap, Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia.
Bart?omiej Urba?ski, peserta program altermatter dari Inggris Raya, percaya bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif berpikiran maju yang menjawab meningkatnya kebutuhan global akan praktik desain berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dapat mengarah pada pengembangan material dan solusi desain baru dan luar biasa yang berpotensi untuk meninggalkan dampak jangka panjang pada industri ini.
“Keberlanjutan bukan sekadar kata kunci, melainkan suatu keharusan. Krisis plastik global dan tantangan lingkungan lainnya menuntut perhatian dan tindakan kita, karenanya desainer punya peran unik dalam pertarungan ini, karena mereka adalah pencipta produk yang membentuk dunia kita,” tutur Bart?omiej Urba?ski.
Sementara itu, rangkaian lokakarya Altermatter sebagai program utama dalam Culture Responds to Global Challenges dari British Council digelar bersama dengan CAST Foundation, Playo, dan Applied Arts Scotland.
Setelah lokakarya online, para seniman akan melakukan residensi pada 18–27 Oktober di Indonesia untuk mengembangkan produk sehari-hari dengan menggunakan bahan-bahan alternatif.
Di akhir program, mereka akan dapat mempresentasikan dan memamerkan konsep pemodelan produk mereka. (esy/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad