Dosen Berijazah S1, Ya...Jeruk Minum Jeruk

Jumat, 04 November 2016 – 04:56 WIB
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - TASIK– Kalangan akademisi maupun mahasiswa mendukung adanya larangan mengajar bagi dosen yang masih berijazah S1.

Menurut mereka, aturan ini inilai akan meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan perguruan tinggi.

BACA JUGA: KSAL Mewisuda 149 Pasis Pendidikan Reguler Seskoal

Tokoh Akademisi Asep M Tamam mengatakan beberapa kampus di Tasikmalaya sudah menerapkan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pendidikan Guru dan Dosen, sejak beberapa tahun ke belakang.

“Saya yakin di Tasik khususnya Kota Tasikmalaya tidak ada kampus yang masih memberi kesempatan kepada dosen yang masih S1 untuk mengajar. Karena seperti jeruk minum jeruk apabila mahasiswa S1 diajari oleh pengajar S1, meski dari segi kemampuan atau kapasitas melebihi gelarnya,” tutur Asep kepada Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group), kemarin (3/11).

BACA JUGA: Kesempatan Emas! Ada Ribuan Lowongan Guru

Di sisi lain dia mengakui, saat ini banyak juga S2 di daerah tetapi kualitas dan kualifikasinya dalam mengajar masih kurang.

Untuk itu, kata dia, perguruan tinggi juga harus selektif melakukan rekrutmen dosen, tidak hanya karena bergelar S2 saja tanpa diuji kemampuannya.

BACA JUGA: Tolong..Dana Bopda Segera Cair

”Harus dilihat juga kemampuan mengajarnya, sekarang banyak lulusan S2 tetapi kemampuan mengajarnya masih lemah. Jadi perlu diuji juga,” ungkap pria yang juga dosen di STAI Cipasung tersebut.

Salah seorang mahasiswi perguruan tinggi di Kota Tasikmalaya Nurma Nurhasannah (19) mendukung penerapan aturan tersebut.

Dia meyakini semakin tinggi gelar pengajarnya, maka semakin luas ilmu yang dimiliki.

“Ya lebih meyakinkan saja saat mengajar apabila dosennya bergelar S2 apalagi S3,” ujarnya.

Mahasiswa lainnya, Irwan Handiansyah (21) menuturkan hal serupa. Menurutnya, dosen tidak hanya harus bergelar tinggi.

Tetapi mudah dimengerti saat memberikan materi perkuliahan.

“Yang penting mengajarnya enak dan mudah dipahami. Kadang ada yang gelarnya tinggi tetapi penyampaiannya kurang dimengerti,” ujarnya.(igi/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Lampung Minta Status IAIN Radin Intan Jadi UIN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler