Maria Strydom, seorang pengajar di Universitas Monash yang dikenal koleganya sangat menyukai kegiatan outdoor, meninggal karena penyakit ketinggian ketika berusaha turun dari puncak Gunung Everest.Dr Strydom, yang juga dikenal sebagai Marisa, merupakan dosen keuangan di Universitas Monash dan bersama dengan suaminya Rob ketika dia jatuh sakit karena penyakit di ketinggian saat berusaha turun dari puncak Gunung Everest. Dia sedang dalam perjalanan dari Kamp 4 ke Kamp 3 ketika jatuh sakit, kata Pasang Phurba Sherpa, seorang anggota direktur di trek puncak ke-7. "Setelah berhasil mencapai puncak Gunung Everest Sabtu(21/5) dia tampak sangat lemah dan menderita akibat kehilangan tenaga yang merupakan tanda-tanda penyakit akibat ketiggian,” katanya. Ibunya, Maritha Strydom, memastikan kematian anak perempuannya di Facebook dan menyatakan dia terlalu sedih untuk berkomunikasi. ABC telah menghubungi DFAT untuk menanggapi masalah ini. Pendaki asal Belanda, Eric Alrnold, yang mendaki akibat penyakit ketinggian dan meninggal pada Hari Jum’at (20/5) lalu. Kantor berita Belanda, ANP melaporkan Arnold mengatakan pada rekan satu tim-nya setelah kembali dari puncak kalau dirinya sudah tidak bertenaga lagi dan kemudian dia meninggal ketika tertidur. Arnold merupakan bagian dari pendaki yang terperangkap dalam bencana longsor salju mematikan di base camp Everest tahun lalu pasca terjadinya gempa bumi dahsyat di Nepal. Sekitar 330 pendaki telah berhasil mendaki Gunung Everest pada musim ini, termasuk Alyssa Azar yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di dunia itu pada Hari Sabtu (21/5) dan menjadi remaja Australia termuda yang berhasil melakukan pendakian hingga ke puncak Everest. Namun, dua pendaki gunung lainnya meninggal dalam beberapa hari terakhir. Seorang pendaki pemandu asal Nepal juga tewas pada Hari Kamis setelah terpeleset dan jatuh 2.000 meter di Gunung Lhotse, yang merupakan puncak keempat tertinggi di dunia. Pada hari yang sama seorang pendaki asal India juga meninggal setelah jatuh sakit saat turun dari Gunung Dhaulagiri, yang juga berada di pegunungan Himalaya. Sementara itu Universitas Monash mengunggah pernyataan turut berduka cita lewat akun Facebooknya dan mengatakan komunitas Universitas Melbourne sangat berduka dan merasa kehilangan atas kabar tragis ini. "Kami bekerjasama dengan pihak berwenang dan kami turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga, kerabat kolega dan mahasiswa Maria,” Selama delapan tahun terakhir, Dr Strydom telah berhasil mendaki Gunung Denali di Alaska, Aconcagua di Argentina, Gunung Ararat di Turki dan Kilimanjaro di benua kelahirannya, Afrika. Sebelum berangkat ke Nepal, Dr Strydom mengatakan meskipun risiko yang mengancam nyawanya dalam mendaki Everest, dia merasa sangat siap untuk melakukan pendakian ini.
BACA JUGA: Kucing Peliharaan Punya Daya Jelajah Hingga 3 Kilometer
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berapa Banyak Teman yang Perlu Dipertahankan di Jaringan Sosial?