jpnn.com, JAKARTA - Down For Life akhirnya terpilih menjadi pemenang di final Wacken Metal Battle Indonesia (WMBI) 2018, menyisihkan sembilan band metal lainnya.
Performance yang ikonik di atas panggung, ditambah kolaborasi instrumen metal dengan sampling gamelan Jawa membuat aksi mereka di atas panggung WMBI 2018 memukau semua fans metal yang hadir, termasuk para juri.
BACA JUGA: WMBI Cari Band Cadas untuk Tampil di Jerman
Tak heran, Down For Life akhirnya ditetapkan sebagai pemenang dan berhak atas tiket manggung di Wacken Open Air (W:O:A) Jerman pada 1-4 Agustus mendatang.
Wacken Metal Battle Indonesia merupakan ajang kompetisi band metal Indonesia yang diinisiasi oleh DCDC Dreamworld (www.djarumcoklat.com) bekerjasama dengan ATAP Promotions dan The Metal Rebel.
Baca juga: WMBI Cari Band Cadas untuk Tampil di Jerman
Setiap tahunnya, ratusan band indie metal bersaing di panggung WMBI untuk ditahbiskan sebagai band metal terbaik dan layak mewakili Indonesia tampil di W:O:A Jerman.
Tahun ini, tercatat ada 322 band dari 72 kota yang berebut kesempatan tampil di W:O:A Jerman melalui WMBI.
Perjuangan Down For Life yang digawangi Stephanus Adjie (vokal), Ahmad "Jojo" Ashar (bass), Rio Baskara (gitar), Isa Mahendrajati (gitar), dan M. Abdoel Latief (drum) di panggung WMBI 2018 tidaklah mudah.
Dari proses penjaringan awal yang berisi ratusan band, mereka berhasil menembus sepuluh besar bersama Monoserus (Pekanbaru), Bersimbah Darah (Bali), Karat (Malang), Angel of Death (Sukabumi), Humiliation (Bandung), Valerian (Surabaya), Dead Vertical(Jakarta), Trojan (Bali), dan Kaluman (Bandung).
“Ketika ikut WMBI dan masuk final, kami berkompetisi melawan diri kami sendiri, melawan ego kami sebagai band dan melawan rasa takut kalah dari band lainnya. Dan akhirnya kami berhasil melawan rasa takut itu dan memenangkan kompetisi,” kata sang vokalis, Stephanus Adjie.
Di Final WMBI 2018, setiap band unjuk aksi di hadapan juri yang terdiri dari Dadan Ruskandar (Manajemen Burgerkill), Samack (Jurnalis Musik Senior), John Resborn (The Metal Rebel) dan Sascha Jahn (Metal-Rebel Headquarter, Jerman).
Perwakilan ATAP Promotions Uwie Fitriani menuturkan, Down For Life terpilih menjadi jawara WMBI 2018 karena memiliki kualitas yang mumpuni, baik dari sisi musikalitas dan juga keberaniannya membawa budaya lokal ke atas panggung.
"Mereka ini yang kami rasa paling siap. Mulai dari kemampuan, persiapan dan penampilan di panggung, saat tampil di final kemarin mereka juga membawa unsur budaya dalam musik juga kompak menggunakan batik. Kami percaya bahwa Down For Life, akan bisa memberikan penampilan yang baik, unik dan menyebarkan spirit positif di kancah nasional maupun internasional,” jelas Uwie.
Penampilan Down For Life di Final WMBI memang cukup unik. Band yang sudah malang melintang di ranah metal ini beraksi dengan pakaian batik lusuh bermotif parang, yang seolah mengingatkan kita dengan Rob Zombie namun versi Jawa. Tak hanya penampilan personilnya saja yang unik, permainan metal mereka juga tak kalah mencengangkan.
Di awal penampilannya, Down For Life sukses memadukan sayatan distorsi dan beat metal dengan instrumen-instrumen tradisional gamelan Jawa. Selanjutnya mereka sukses membakar adrenalin penonton lewat salah satu lagunya Pesta Partai Barbar.
Stephanus Adjie sang vokalis cukup cerdik mengelola emosi para penonton untuk membangun mood penampilan mereka menjadi semakin enerjik. Ditutup dengan lagu Pasukan Babi Neraka mereka tuntas menyuguhkan penampilan maksimalnya di Final WMBI. (mg7/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh